Haul Saptohoedojo di Makam Seniman Girisapto

Photo Author
- Sabtu, 10 Februari 2024 | 10:48 WIB
Ketua Panitia Haul dan Ziarah Seniman Hary Sutrasno bersama keluarga besar Yani Saptohoedojo menyapa para seniman yang hadir dan membuka kegiatan.
Ketua Panitia Haul dan Ziarah Seniman Hary Sutrasno bersama keluarga besar Yani Saptohoedojo menyapa para seniman yang hadir dan membuka kegiatan.

Krjogja.com - BANTUL - Suasana dan semangat dari tema Seni budaya yang menyatukan, begitu terasa saat peringatan Haul Saptohoedojo dan ziarah bersama seniman budayawan di makam seniman Girisapto Imogiri Bantul, belum lama ini. Haul dihadiri ratusan seniman dan budayawan, antara lain maestro Kartika Afandi, para ahli waris seniman serta peminat budaya.

Kecuali lazimnya acara haul dan ziarah yang diisi dengan doa bersama, juga ditunjukkan begitu kaya dan beragamnya budaya Indonesia dengan tampilnya berbagai kreasi seni dalam satu kesatuan di atas panggung yang nampak harmoni dan begitu indah menghibur.

“Kegiatan Haul dan Ziarah bersama Seniman dan budayawan dimulai sejak Jumat 2 Februari yang lalu di Gallery Saptohoedojo Jalan Adisucipto Yogyakarta. Ada forum dialektika kebudayaan yang melibatkan seniman senior dan anak milenial peminat budaya.yang dikemas dalam dialog dan kegiatan seni milenial. Forum ini mendalami spirit juang Saptohoedojo dari seseorang yang bukan siapa-siapa sampai menjadi seniman kaliber dunia. Ada juga dialog tentang dinamika mengelola museum senirupa dan penugasan melukis sketsa. Ini bagian dari memotivasi agar terus lahir dan berkembang seniman-senman muda yang kelak dapat mencapai karir puncaknya d tingkat dunia,” ungkap konseptor sekaligus ketua panitia Haul Hary Sutrasno mengatakan.

Sementara puncak kegiatan adalah Silaturahmi seniman dan budayawan yang bertajuk Haul dan Ziarah bersama Seniman dan budayawan yang berlangsung hikmat dan hangat di Makam Seniman Budayawan Giri Sapto Imogiri Bantul.

Pada acara ini ditampilkan keragaman karya seni yang melibatkan entitas seni antar generasi, antar golongan dan kepercayaan serta antar kluster seni. Tampil antara lain paduan suara gereja Imanuel Imogiri yang membawakan lagu-lagu nasional, kreasi tari yang dibawakan anak-anak etnis Tionghua; kolaborasi musik pop camp Kenyut Kubra dan nyanyian balada Hery Samsara serta pembacaan puisi kolaborasi Hari Macan dan Evi Idawati.

Acara kemudian dilanjutkan dengan orasi kebudayaan oleh Prof. Dwi Maryanto dengan tema Seni Budaya Yang Menyatukan diteruskan penanaman pohon langka kemenyan dan pocung. Maryanto antara lain menyitir fungsi buah kluwak yang semula merupakan racun dapat diubah oleh orang-orang dusun menjadi salah satu bumbu masakan yang menyedapkan.

Demikian pula keniscayaan seorang budayawan yang mengubah sesuatu yang semula hal yang biasa menjadi hal yang indah dan bermakna menyatukan. "Ini merupakan keberkahan yang indah. Karya para seniman hebat yang ditinggalkan dapat menginspirasi siapa saja lewat berbagai media, apalagi ditengah dunia medsos saat ini," kata istri Saptohoedojo, Yani.

Selanjutnya acara di makam Girisapto tersebut diisi dengan doa yang dipimpin KH. Abdul Muhaimin dari Ponpes Nurul Ummahat Kotagede yang juga salah satu ketua PB NU. Seremoni diakhiri dengan foto bersama seluruh hadirin dengan saling bergandengan tangan dilatarbelakangi tulisan besar Seni Budaya Yang Menyatukan sebagai simbul dan semangat seluruh seniman untuk merasa satu.

“Tema kegiatan ini bermakna sangat luas karena dalam sejarah empirik, Seni budaya memang selalu menyatukan. Dalam situasi konflik lokal misalnya, kegiatan budaya bersama sering hadir menjadi solusi. Demikian juga di dunia internasional, budaya selalu hadir menyatukan lewat diplomasi budaya,” jelas Hary Sutrasno menambahkan.

Saat ini di makam Girisapto telah bersemayam lebih dari 60 seniman budayawan dengan berbagai agama/kepercayaan dari berbagai kluster. Untuk kalangan perupa antara lain bersemayam maestro Saptohoedojo, H. Widayat dan Joko Pekik. Untuk pematung ada Edi Sunarso, pematung tugu selamat datang di depan HI Jakarta sekaligus sahabat Bung Karno. Ada komposer lagu Bagimu Negeri Kusbini dan Satu Nusa Satu Bangsa L. Manik. Tokoh ketoprak Handung Kusudiarjo dan Bondan Nusantara. Tokoh komikus Hasmi dan Habib Bari, sastrawan Kirjomulyo dan Nasyah Djamin dan dalang wayang kancil Ki Ledjar Subroto serta pelawak S. Gunoprawiro.(*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ratusan Anak Meriahkan Gelar Karya Koreografi Tari Anak

Minggu, 14 Desember 2025 | 13:00 WIB

'Penelanjangan Drupadi' Jadi Pembelajaran Lewat Tari

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:40 WIB

Sembilan Negara Ikuti Jogjakarta Karawitan Festival

Jumat, 5 Desember 2025 | 08:27 WIB

Obah Bareng untuk Anak Sedunia

Minggu, 23 November 2025 | 12:18 WIB
X