KRjogja.com - YOGYA - Upacaya Grebeg berasal dari kata Grebe, Gerbeg. Grebeg dalam bahasa jawa bermakna suara angin. Kata dalam bahasa Jawa Anggrebeg, mengandung makna menggiring Raja, pembesar atau pengantin.
Grebeg Kraton Kasultanan Yogyakarta pertama kali diadakan oleh Sultan Hamengkubuwono I. Pada upacara pertama Sultan mengeluarkan hajad dalem beruapa Gunungan Lanang, Gunungan Wadon, Gunungan Gepak, Gunungan Pawuhan, Gunungan Dharat, Gunungan Kutug/Bromo (pada tahun dal).
Baca Juga: Terharu, Warga Binaan Lapas Wirogunan Terima Remisi
Grebeg dalam satu tahun diadakan 3 (tiga) kali;
Grebeg posos /syawal/ bakdo diadakan tanggal 1 syawal (Idul Fitri) untuk menghormati bulan suci Rahadhan dan menghormati malam kemuliaan ( Lailatul Qadar).
Grebeg besar diadakan tanggal 10 bulan besar/ Zulhijah untuk merayakan Idul Adha, hari raya Islam yang kedua.
Baca Juga: Warganet Silaturahmi di Medsos: Eid Mubarak-Selamat Lebaran Trending Topic
Grebed Maulud diadakan tanggal 12 Rabiulawal/Maulud untuk memperingati hari kelahiran Nabu Muhamad SAW. Sementara Grebeg Maulud Dal diadakan 8 (delapan ) tahun sekali. (*)