Gunung Merapi dalam Tarian Ritus Magma

Photo Author
- Selasa, 7 Mei 2024 | 15:45 WIB
 Ritus Magma kolaborasi lima seniman tari (ISTIMEWA)
Ritus Magma kolaborasi lima seniman tari (ISTIMEWA)

KRjogja.com - Lima orang seniman tari yang juga koreografer berkolaborasi menciptakan karya tari dengan judul 'Ritus Magma'. Kelimanya adalah Joko Sudibyo (Sleman), Agung Tri Yulianto (Kota Yogyakarta), Kristiani Wulandari (Kulonprogo), Fitra Anjaryani (Gunungkidul), dan Galih Puspita Karti (Bantul). Sebuah tari yang menggambarkan perputaran hidup Gunung Merapi.

Proses kolaborasi memakan waktu sekitar tiga minggu berfokus pada pemaknaan ritus magma oleh masing-masing koreografer. "Saya memaknai ritus tersebut sebagai sebuah perputaran hidup atau circle of life

yang mana gunung memiliki proses, mulai dari activitas magma di dalam perut bumi, meletus, merusak, menyuburkan, dan kembali keproses awal," jelas Joko Sudibyo, di Kaliajir Lor RT 05 RW 12 Kalitirto Berbah Sleman, Selasa (7/5).

Tari Ritus Magma menurut Joko Sudibyo ikut memeriahkan pergelaran Hari Tari Dunia di Museum Gunung Merapi Sleman, 29 April yang lalu. Acara yang diberi nama Jogja Joged 2024 itu pesertanya 550 orang penari.
Menurut Joko, secara visual dirinya menggunakan konfigurasi kain berbentuk segitiga sebagai penggambaran gunung dan properti daun pepaya sebagai lambang kesuburan setelah erupsi.

Dari sisi gerak, teknik lfthing (mengangkat) salah satu penari wanita, dilakukan sebagai gambaran tingginya harapan masyarakat akan manfaat gunung berapi sekaligus penggambaran akan tingginya gunung berapi di Yogyakarta yang menjadi salah satu daya tarik wisatawan. Selain itu, Joko memaknai tema tersebut sebagai ritus tubuh yang mana Joko juga ingin menampilkan berbagai macam genre tari yang hingga saat ini ada di dalam tubuhnya.

Dari segi kostum, kain warna merah mendominasi keseluruhan design sebagai penggambaran magma gunung berapi. Pada aspek ini, Joko menggaet Dwi Nusa Aji sebagai designer kostum sedangkan pada aspek rias wajah oleh Mamuk Rahmadona dan Fuad Rahmad Fuadi.

Kolaborasi ini juga melibatkan komposer handal Yogja yaitu Danang Rajiv Styadi. Dengan sentuhan nada yang mendayu namun tetap powerful, tembang yang dinyanyikan oleh Joko, Kristiani, dan Fitra di bagian awal tarian mampu memberikan impresi kepada penonton tentang cerita yang akan disampaikan. Pada awalnya tembang akan dinyanyikan secara langsung namun untuk menghindari kesalahan teknis saat pentas, maka panitia memutuskan untuk merekam keseluruhan tembang.

Pembuatan musik Rajiv melalui beberapa proses yaitu diskusi bersama, pengamatan skill setiap koreografer, pendalaman karakter seluruh penampil, dan proses akhir yaitu pengamatan gerak tari secara keseluruhan. Setelah proses tersebut barulah musik pengiring diciptakan.

Sebagai warga Yogja, Joko merasa terhormat sekaligus tertantang atas pementasan ini. Mengingat, acara ini hanya digelar satu tahun sekali dan benar-benar dilaksanakan oleh para seniman handal Yogja dari berbagai bidang. Salah satu hal paling susah bagi Joko ketika menciptakan karya ini adalah bagaimana menyatukan ide-ide dari masing-masing perwakilan. Ide-ide tersebut harus diwujudkan tanpa harus mengungguli satu sama lain. Dengan diskusi tatap muka selama latihan, ide-ide tersebut dapat terakomodir dengan baik.

Joko berharap event ini dapat berlanjut di tahun-tahun selanjutnya mengingat acara ini memiliki nilai positif mendukung terwujudnya Yogyakarta sebagai pusat kebudayaan di Indonesia. Joko menilai bahwa event Jogja Joged adalah sebuah bukti nyata konstribusi seniman Yogja dalam melestarikan dan memajukan seni pertunjukkan tari di Yogyakarta yang kini mulai dikenal di dunia international. (War)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ratusan Anak Meriahkan Gelar Karya Koreografi Tari Anak

Minggu, 14 Desember 2025 | 13:00 WIB

'Penelanjangan Drupadi' Jadi Pembelajaran Lewat Tari

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:40 WIB

Sembilan Negara Ikuti Jogjakarta Karawitan Festival

Jumat, 5 Desember 2025 | 08:27 WIB

Obah Bareng untuk Anak Sedunia

Minggu, 23 November 2025 | 12:18 WIB
X