Berkenalan dengan Rafa, Dalang Down Syndrome yang Luar Biasa Mainkan Wayang Kulit

Photo Author
- Rabu, 15 Mei 2024 | 14:24 WIB
Rafa bersama orangtuanya (Istimewa)
Rafa bersama orangtuanya (Istimewa)



Krjogja.com - YOGYA - Rafa Kusuma Atma Wibowo begitu lincah memainkan wayang kulit layaknya dalang profesional. Rafa dapat mengolah wayang dengan sempurna, mencuplik adegan Durna Gugur dalam event Festival Dalang Cilik UNY di Krapyak IX Margoagung Seyegan Sleman. Ia tampil sebagai special performance, dan luar biasanya lagi, Rafa adalah penyandang down sydrome.

Rafa adalah putra pasangan Ludy Bimasena dan Sri Wahyuni yang menyukai wayang sejak usia 3 tahun. Saat itu Ludy dan Sri membelikan compact disc wayang yang diambil per scene, karena anak down sydrome tidak bisa melihat video dalam waktu lama.

Pilihan videonya yang atraktif seperti tancep kayon, perang kembang dan sebagainya. Diungkapkan Ludy mereka memilihkan wayang karena sebagai penyandang down sydrome Rafa tidak bisa memilih.

Baca Juga: PDIP Kebanjiran Pendaftar Bacalon Pilkada 2024

"Sebagai kultur orang Jawa kami ingin Rafa punya kelebihan, karena penyandang down sydrome adalah peniru yang hebat. Kebetulan juga Rafa menyukai wayang karena sering melihat video. Kami memilih budaya Jawa berupa wayang karena bisa melatih motorik kasar dan halus, sinkronisasi pendengaran dan juga olah rasa," ungkapnya pada wartawan dikutip, Rabu (15/5/2024).

Ludy mengatakan, anak down sydrome mengalami kesulitan bicara dan ia berharap dengan memainkan wayang, sang putra dapat terpicu berbicara. Inilah mengapa wayang disebut Ludy dapat menjadi media terapi bagi anak down sydrome.

Siswa kelas VIII SLB Negeri Pembina Yogyakarta ini benar-benar mampu menirukan gerakan dalang profesional sesuai aslinya.
Perkembangan tersebut karena musik gamelan dapat untuk olah rasa dan menghaluskan perasaan agar tidak emosional.

Baca Juga: Afgan Ajak Ajak Muda Lawan Bullying Bareng Jiwatumbuh dan Kitabisa Lewat'Minkind'

“PR-nya banyak sekali seperti melatih bicara, melatih ototnya, sehingga sejak kecil perlu pembiasaan. Pada tahun ini kami diterima untuk tampil special performance dalam Festival Dalang Cilik UNY. Seni budaya adalah hak setiap orang, walaupun punya keterbatasan down sydrome juga punya hak untuk berkesenian dan berkebudayaan," lanjutnya. (Fxh)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Ratusan Anak Meriahkan Gelar Karya Koreografi Tari Anak

Minggu, 14 Desember 2025 | 13:00 WIB

'Penelanjangan Drupadi' Jadi Pembelajaran Lewat Tari

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:40 WIB

Sembilan Negara Ikuti Jogjakarta Karawitan Festival

Jumat, 5 Desember 2025 | 08:27 WIB

Obah Bareng untuk Anak Sedunia

Minggu, 23 November 2025 | 12:18 WIB
X