Otok Bima Sidarta Diabadikan dalam 'Jejak Kreativitas', Anak-anak Membuatnya Menangis

Photo Author
- Minggu, 4 Agustus 2024 | 09:20 WIB
 Otok Bima Sidarta (bersurjan lirik) bersama anggota PLK Yogyakarta. (Foto: Effy Widjono Putro)
Otok Bima Sidarta (bersurjan lirik) bersama anggota PLK Yogyakarta. (Foto: Effy Widjono Putro)


KRjogja.com - YOGYA - Hal tak terduga dialami seniman karawitan Otok Bima Sidarta (65). Sabtu (3/8/2024) sore di Studio Omah Cangkem Mataraman (OCM) di Dusun Karangjati, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, tangisnya beberapa kali pecah. Kejutan-kejutan diterimanya.

Salah satu yang menjadi puncak tangisnya ketika beberapa anak dan remaja memainkan komposisi lagu 'Jaranan' karya Ki Hadi Sukatno yang diaransemen Otok bersama Pusat Latihan Karawitan (PLK) Yogyakarta puluhan tahun lampau.

Komposisi tersebut dimainkan tanpa sepengetahuan Otok sebelumnya. Sebab Pardiman Djojonegoro, pemilik Studio OCM yang merasa menjadi "murid"-nya ingin memberikan kejutan kepada Otok lewat kemasan acara Eling Sangkan Paran. Pardiman juga telah menyusun buku 'Jejak kreativitas Otok Bima Sidarta dengan Pusat Latihan Karawitan Yogyakarta'.

Baca Juga: Jakarta Kosong, Atraksi Militer HUT ke-79 RI dipusatkan di IKN

Buku ditulis Pardiman untuk mengapresiasi Otok yang besar jasanya mewarnai dunia karawitan melalui PLK Yogyakarta sekitar 1980-an.

"Mengapresiasi kebaikan seseorang berangkat dari kesadaran," kata Pardiman.

Bagi Pardiman yang kondang dengan kreasi akapela Mataraman, Otok yang anak ketiga Bagong Kussudiardja (alm) merupakan guru dan inspirator terutama saat bergabung dengan PLK. Lama sekali ingin membuat dokumentasi karya-karyanya. Kebetulan ada kesamaan niat dengan Wibowo, sesama anggota PLK, serta provokasi dari jurnalis Khocil Birawa, terwujudlah persembahan ini.

"Pak Otok yang membuka pintu saya, " ujar Pardiman.

Baca Juga: Global Immersion Program, dari SMP Islam Al Azhar 26 Yogyakarta untuk Dunia

Pardiman mengenang, PLK yang memberi nama paman Otok, yakni Handung Kus Sudyarsana (alm). Nama itu mengacu pada Pusat Latihan Tari (PLT) Bagong Kussudiardja. Beranggotakan sembilan orang, PLK berlatih setiap Sabtu di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja.

Sebagian besar anggota PLK yang hadir sore itu menyebut peran Otok yang besar bagi dunia karawitan kala itu. Sukaca, misalnya, menyebut Otok bisa menemukan banyak hal dalam musik kreatif sebagai iringan. Anggota PLK tidak biasa dimanjakan, mandiri, berjuang sendiri.

Anggota PLK lain yang hadir ada Sugeng Surana, Suharjono, Raharja, Purwanta, Jumrat Mujiyanto. Juga Budhi Pramono yang menjadi anggota PLK berikutnya seangkatan dengan Soimah Pancawati.

Baca Juga: Meninggal Kecelakaan, Ahli Waris Karyawan YPTI Terima Santunan Rp 165 Juta

Para seniman yang sampai sekarang masih setia menggeluti karawitan menyebut PLK sangat mewarnai saat itu. Mengiringi ketoprak sayembara TVRI, ketoprak plesetan, melakukan rekaman komersial dengan pita kaset sampai beberapa album hingga mengiringi pesinden kondang Waldjinah. Bahkan mereka sepakat menyebut campursari yang dipopulerkan Manthous (alm) berawal dari obrolan dengan personel PLK di studio Fajar Record, Semarang.

Dan setelah menangis mendengarkan repertoar 'Jaranan', Otok berubah menjadi gembira ketika anggota PLK bersama remaja OCM membawakan nomor 'Mubeng Beteng' yang pernah populer.(Ewp)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ratusan Anak Meriahkan Gelar Karya Koreografi Tari Anak

Minggu, 14 Desember 2025 | 13:00 WIB

'Penelanjangan Drupadi' Jadi Pembelajaran Lewat Tari

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:40 WIB

Sembilan Negara Ikuti Jogjakarta Karawitan Festival

Jumat, 5 Desember 2025 | 08:27 WIB

Obah Bareng untuk Anak Sedunia

Minggu, 23 November 2025 | 12:18 WIB
X