Krjogja.com - YOGYA - Festival Teater Perempuan Daerah Istimewa Yogyakarta (FTP DIY) tahun 2025 akan dihelat September mendatang. Guna menyiapkan para pemainnya agar dapat tampil maksimal dalam FTP, Teater Wanita Ngunandhika (Teater WN) bersama Mitra Perkumpulan Komunitas 'Titen (Tim-10)' menginisiasi Workshop Keaktoran yang diselenggarakan di Auditorium Jurusan Teater ISI Yogyakarta, pada 15 Maret 2023.
Workshop mengangkat tema 'Teks Perempuan Dalam Teater' menghadirkan empat narasumber yang kompeten di bidangnya yaitu Rano Sumarno, Annisa Hertami, Fajar Suharno dan Jamaluddin Latif. Workshop terbagi dalam dua sesi, pertama teoritik dasar-dasar akting dan sesi kedua praktik.
Pimpinan Teater WN Dra Hj Yeni Rumiyaningtyas, menuturkan peserta workshop keaktoran ini adalah para pemain/aktor yang akan tampil di Festival Teater Perempuan, Daerah Istimewa Yogyakarta (FTP DIY) 2025 yang akan digelar pada 20-21 September mendatang.
"Jadi sebelum mereka tampil di FTP DIY 2025 mereka mengikuti pembekalan terlebih dahulu melalui workshop keaktoran ini, supaya bisa menjadi aktor yang baik dan benar. Semua ilmunya ada disini baik teori maupun praktik. Workshop ini sangat dinantikan oleh para peserta," terang Yeni di sela kegiatan.
Menurut Yeni, sebelumnya pada Januari 2025, telah digelar workshop untuk tim penyelenggara festival yang dikemas dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD). Setelah ini, pada April mendatang akan digelar workshop penyutradaraan, dilanjutkan workshop artistik, workshop kepemimpinan dan manajemen teater.
Baca Juga: Taro Hunt Ramadan Digelar, Keluarga Diajak Berpetualang Berbagi Kebaikan
"Setelah melalui serangkaian workshop diharapkan para pemain, sutradara, dan tim lainnya akan lebih mantap dan matang untuk tampil di FTP DIY 2025," katanya.
Lebih lanjut dijelaskan Yeni, jumlah peserta workshop keaktoran sebanyak 35 orang perwakilan komunitas teater dari 5 kabupaten/kota se DIY. "Dalam workshop ini peserta yang sudah senior maupun yang pemula tidak dibedakan, mereka belajar bersama. Diharapkan mereka semua menjadi pemain yang baik dan bisa diandalkan, baik sebagai pemeran utama atau pemeran pembantu," harapnya.
Annisa Hertami berbagi pengalamannya sebagai aktor profesional yang sudah lama berkecimpung di dunia perfilman sejak tahun 2011. Contoh teks perempuan yang dieksplorasi mengangkat puisi karya Oka Rusmini, seorang sastrawan perempuan Indonesia yang tinggal di Bali.
"Teks karya Mbak Oka Rusmini ini banyak berbicara tentang perempuan itu sendiri, terutama dalam struktur sosial dan juga situasi patriarki sehingga selaras," katanya.
Annisa mengaku senang bakal digelar FTP DIY 2025 yang nantinya bisa lebih berfokus untuk menyuarakan isu-isu tentang perempuan. Selain itu akan memberikan manfaat yang lebih besar pada komunitas-komunitas teater yang terlibat. (Dev)