KRJogja.com — Istilah teater dokumenter kiranya masih asing di telinga penikmat pertunjukan. Umumnya, publik jamak mengenal film dokumenter sebagai terma yang lebih sering lewat di pendengaran. Namun, apa jadinya bila teater dikemas dalam bentuk dokumenter?
Berbekal semangat untuk memperkaya khasanah teater di Yogyakarta, Balai Budaya Minomartani akan menghelat pentas teater dokumenter. Penggarap teater ini adalah Abhishek Thapar, seorang dramawan asal India yang kini tinggal di Amsterdam, Belanda.
Baca Juga: SD Muhammadiyah Tegalrejo Sarat Prestasi, Naffisha Lolos FLS3N Kriya Tingkat Nasional
Pentas tersebut akan dihelat pada Senin (28/7) di gedung Balai Budaya Minomartani.
Sebelum pelaksanaan pentas yang berjudul "My Home At The Intersection" itu, terlebih dahulu Balai Budaya Minomartani menyelenggarakan workshop (lokakarya). Workshop tersebut berlangsung pada Kamis (24/7) kemarin.
Abhishek secara langsung memberikan penjelasan tentang teknik teater dokumenter kepada belasan peserta.
Baca Juga: Hak Karyawan Diangsur Tak Memadai Serikat Pekerja Mengadu ke Dewan
Pada kesempatan itu, Abhishek secara detail menjelaskan latar belakang dan proses pembuatan teater dokumenternya. Alih-alih sekadar bagian dari produksi kesenian semata, Abhishek secara personal menyebut bila karyanya merupakan ekspresi emosional pribadi yang ia alami di hidupnya.
"Saat saya masih belia, saya dan keluarga terpaksa meninggalkan Punjab lantaran pecahnya perang bersenjata," kenangnya.
Pria yang telah tinggal di Amsterdam selama sepuluh tahun itu lantas menunjukkan dua buah foto kecilnya. Foto tersebut merupakan salah satu alatnya untuk mengkreasikan karya teater dokumenter yang ia usung.
Abhishek juga menjelaskan alasannya pemilihan rumah sebagai latar penciptaan. Baginya, rumah adalah cara untuk bisa melupakan masa lalu kelamnya, alih-alih mengingat.
Teater dokumenter yang ia ciptakan juga merupakan bagian dari upayanya untuk berdamai dengan pengalaman tanpa harus memviktimisasi diri sendiri. Pun, ia tak ingin menunjuk orang lain sebagai penjahat.
"Saya tertantang untuk bisa membuat orang-orang terlibat dalam cerita ini (teater dokumenter), meski mereka tak tahu peristiwanya," harap Abhishek. (*)