Kisah Garuda di Relief Candi Sukuh Dihidupkan Kembali Lewat Sendratari Kolaboratif

Photo Author
- Minggu, 2 November 2025 | 11:50 WIB
Pentas Garuda di Lawu Fest Karanganyar 2025. (Foto: Abdul Alim)
Pentas Garuda di Lawu Fest Karanganyar 2025. (Foto: Abdul Alim)

KRjogja.com - KARANGANYAR - Kisah pengorbanan Garuda yang terpahat di relief kuno Candi Sukuh kini kembali hidup melalui panggung seni pertunjukan. Dalam kolaborasi antara Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X, Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar, lahirlah sendratari bertajuk 'Garuda', yang memadukan riset budaya, tari, dan musik tradisional menjadi karya penuh makna.

Pertunjukan perdana sendratari ini digelar di panggung Lawu Fest Karanganyar, Jawa Tengah, Sabtu (1/11/2025) malam, sebagai bagian dari peringatan HUT ke-108 Kabupaten Karanganyar. Karya berdurasi 45 menit ini disutradarai oleh Dr. Fawarti Gendra Nata Utami, S.Sn., M.Sn., melibatkan 12 penari dan 10 musisi yang masing-masing mewakili tokoh dalam kisah klasik Garudea.

“Kami melakukan riset mendalam di Candi Sukuh untuk menafsirkan relief Garuda menjadi bentuk tari. Prosesnya melibatkan kajian sejarah, mitologi, dan nilai-nilai spiritual di balik kisah tersebut,” ujar Manggar Sari Ayuati, Kepala BPK Wilayah X.

Baca Juga: Ini Dia 10 Menteri Terpopuler di Kabinet Prabowo

Menurut Manggar, karya ini bukan sekadar pertunjukan hiburan, tetapi juga upaya memperkenalkan cara baru menikmati dan memahami cagar budaya. “Dari Candi Sukuh, kita belajar bagaimana warisan masa lalu bisa menjadi inspirasi bagi karya masa kini,” tambahnya.

Kisah yang diangkat menceritakan perjuangan Garuda dalam membebaskan ibunya, Dewi Winata, dari perbudakan akibat tipu daya Dewi Kadru dan anak-anaknya. Demi menolong sang ibu, Garuda rela mencari air suci Amerta, perjalanan spiritual menuju pembebasan dan kesucian.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Karanganyar, Hari Purnomo, menyampaikan apresiasinya terhadap karya tersebut. Ia menilai sendratari “Garuda” berhasil menghidupkan kembali kisah klasik Nusantara dengan sentuhan modern.

Baca Juga: Dapur SPPG Tak Jaga Kebersihan, Dandim Gunungkidul 'Ngamuk'

“Kegiatan ini bagian dari gebyar ekonomi kreatif Karanganyar yang berlangsung hingga 2 November. Kami berharap sendratari ini menjadi ikon baru daerah dan menginspirasi sanggar-sanggar tari untuk terus berkreasi,” ujarnya.

Sebagai tindak lanjut, Pemkab Karanganyar bersama ISI Surakarta berencana mengadakan pelatihan tari di sanggar-sanggar lokal agar karya ini dapat diwariskan dan dikembangkan secara berkelanjutan. Hak kekayaan intelektual (HAKI) karya tersebut juga akan diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Karanganyar sebagai bentuk pelestarian budaya daerah. (Lim)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ratusan Anak Meriahkan Gelar Karya Koreografi Tari Anak

Minggu, 14 Desember 2025 | 13:00 WIB

'Penelanjangan Drupadi' Jadi Pembelajaran Lewat Tari

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:40 WIB

Sembilan Negara Ikuti Jogjakarta Karawitan Festival

Jumat, 5 Desember 2025 | 08:27 WIB

Obah Bareng untuk Anak Sedunia

Minggu, 23 November 2025 | 12:18 WIB
X