Krjogja.com - YOGYA - Dalam rangka memperingati 100 tahun kelahiran Pak Tino Sidin, digelar kegiatan bertajuk 'Sketsa Bersama/Rally Sketsa: Napak Tilas Tino Sidin', Minggu (9/11/2025). Sebuah perjalanan mengenang jejak langkah sang guru gambar legendaris yang hidupnya penuh dedikasi untuk seni, pendidikan, dan kemanusiaan.
Kepala Taman Tino Sidin Yogyakarta, Panca Takariyati Sidin menuturkan, melalui kegiatan ini, masyarakat seni rupa diajak menelusuri bukan hanya jejak kaki, tetapi juga jejak nilai tentang kesederhanaan, pengabdian, dan semangat mendidik yang diwariskan Tino Sidin. "Sketsa Bersama yang diikuti tak kurang 65 peserta (aktivis seni rupa, mahasiswa, pelajar dan umum) bukan sekadar acara mengenang, tetapi juga ajakan untuk menggambar kembali semangat bangsa, seperti pesan khas beliau yang tak lekang oleh waktu: 'Yaa...Bagus!'," kata Panca.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Taman Tino Sidin Yogyakarta dan didukung oleh Kementerian Kebudayaan RI, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, TVRI Yogyakarta, Jogja National Museum, Museum Pusat Dirgantara Mandala (Muspusdirla) TNI AU Yogyakarta, dan Museum Dewantara Kirti Griya. Nantinya, 30 karya sketsa terbaik akan dipamerkan Taman Tino Sidin Yogyakarta.
Baca Juga: Gegerkan Warga, Sulis Ditemukan Sudah Membusuk di Kamarnya
Kepala Stasiun TVRI Yogyakarta Akhbar Sahidi mengatakan bahwa sosok Tino Sidin memiliki peran penting dalam perjalanan TVRI. Dengan keilmuan dan keahliannya, Tino Sidin dipercaya mengasuh program legendaris Gemar Menggambar yang begitu melekat di hati pemirsa. Akhbar berharap kegiatan ini dapat menginspirasi banyak pihak, terutama generasi muda, untuk menekuni seni melukis dan menggambar. "Kegiatan ini diharapkan dapat berlanjut dan turut mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif di Yogyakarta," katanya. Turut hadir Ketua Barahmus DIY Hajar Pamadhi.
Kegiatan Napak Tilas 100 Tahun Tino Sidin mengambil rute bersejarah, yaitu TVRI Yogyakarta, tempat lahirnya semangat Gemar Menggambar yang mendidik generasi Indonesia. JNM (eks Kampus STSRI/ASRI Gampingan) yang menjadi jejak pendidikan seni Tino Sidin muda. Senisono atau Titik Nol Kilometer yang melambangkan denyut nadi seni dan kebudayaan Yogyakarta.
Selanjutnya, Eks Sanggar SIM, Jalan Pekapalan menjadi tempat Tino Sidin berproses dan berkarya bersama para pelukis muda idealis, kemudian Pendopo Taman Siswa menjadi ruang pembentukan jiwanya dalam kebangsaan dan pengabdian. Monumen Perjuangan TNI AU di Ngoto Bantul, titik refleksi sejarah perjuangan dan kemanusiaan yang pernah beliau alami langsung.
Baca Juga: Terkenal Unggul di Bidang Olahraga, SMPN 13 Yogya Justru Sabet Medali di Ajang Riset Internasional
Panca Takariyati Sidin menambahkan nama Tino Sidin dikenal luas melalui acara legendaris 'Gemar Menggambar' di TVRI Yogyakarta sekitar tahun 1970-1980an. Melalui layar kaca, Tino Sidin dengan suara lembut dan kalimat yang sederhana mengajak anak-anak Indonesia untuk berani berimajinasi dan berkarya, sembari menanamkan nilai kesabaran dan cinta pada seni.
Namun jauh sebelum itu, Tino Sidin telah menorehkan kisah perjuangan yang jarang diketahui banyak orang. Pada tahun 1947, ketika usia Republik masih muda, Tino Sidin muda tercatat sebagai Pandu Taman Siswa. Dalam masa genting perjuangan itu, ia turut membantu evakuasi korban pesawat yang membawa obat-obatan dari India, Dakota VT-CLA yang ditembak Belanda di daerah Ngoto Bantul. (Dev)