seni-budaya

Titimangsa Pentaskan 'Ariyah Dari Jembatan Ancol'

Jumat, 14 Juli 2023 | 14:27 WIB
Konferensi pers Ariyah Dari Jembatan Ancol (foto: istimewa)

Krjogja.com - JAKARTA - Titimangsa bersama Bakti Budaya Djarum Foundation kembali hadir mempersembahkan sebuah pementasan teater bertajuk “Ariyah dari Jembatan Ancol”. Produksi Titimangsa ke-63 ini berlangsung pada 27-28 Juli 2023 di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki.


Pementasan ini mengangkat legenda urban “Si Manis Jembatan Ancol” yang sudah ada dari abad ke-19. Kisah ini memiliki berbagai versi yang berkembang tentang awal kisah Si Manis Jembatan Ancol, namun satu kesamaan yang mencolok adalah tokoh utama dalam cerita, yaitu Ariyah.


Melalui pementasan ini, penonton akan merasakan atmosfer yang mencekam dan mengenal lebih dekat sosok ikonik dari legenda urban yang telah dikenal luas oleh masyarakat. Naskah yang ditulis Kurnia Effendi ini ditampilkan di atas panggung dengan arahan sutradara Joned Suryatmoko dan Heliana Sinaga.


Happy Salma sebagai produser pementasan menyebut pertunjukkan ini bukan hanya menggembirakan namun juga menegangkan. "Ini pertama kalinya kami membuat sebuah pertunjukan yang sangat berbeda dari sebelumnya," kata Happy yg berduet dengan Pradetya Novitri sebagai produser.


"Kami ingin mencoba dan menawarkan sesuatu yang baru. Selama ini, sastra sering dimunculkan sebagai teks di atas panggung, kali ini sastra dihadirkan dengan kuat sebagai peristiwa," paparnya.


Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation mengungkapkan legenda urban merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari budaya kita. Dan Titimangsa menghidupkan kembali kisah awal Si Manis Jembatan Ancol serta memadukannya dengan masa kini sehingga memberikan pengalaman yang berbeda kepada para penonton.


"Pementasan ini juga menjadi kebanggaan bagi kami karena melibatkan Gusty Pratama yang sebelumnya berhasil lolos audisi online untuk peran utama sebagai Maing dalam Serial Musikal Payung Fantasi," terang Renitasari.


Terpilihnya ia bergabung dengan aktor panggung lainnya dalam produksi Titimangsa ini membuktikan kemampuan dan bakatnya dalam seni pertunjukan Indonesia.


"Kami mengapresiasi Titimangsa yang selalu menggandeng berbagai pekerja seni untuk tampil dan menyajikan perspektif baru dalam panggung teater sehingga menjangkau khalayak luas untuk lebih dekat dengan seni pertunjukan Indonesia,” ujar Renitasari.


Dalam menampilkan cerita yang menghadirkan ragam emosi dan pengalaman hidup luar biasa dari para karakter, pementasan ini menghadirkan nama-nama besar di panggung teater dan dunia seni peran layar kaca.


Mereka adalah Chelsea Islan, Mikha Tambayong, Ario Bayu, Gusty Pratama, Lucky Moniaga, Derry Oktami, Sarah Tjia, Rahayu Saraswati, Ririn Ekawati, Joind Bayuwinanda, Josh Marcy dan Siko Setyanto.


Pementasan ini diawali tahun 1817-an di mana Ariyah, seorang wanita yang menjadi jaminan utang ibunya kepada Juragan Tambas. Namun, ketika mereka tidak bisa membayar utang, Ariyah terpaksa menjadi istri muda si Juragan.


Hal ini mendapat pemberontakan dari kekasihnya Karim yang akhirnya berujung pada tragedi dan kematian keduanya. Mayat Ariyah dibuang dari Jembatan Ancol, sedangkan mayat Karim tidak diketahui keberadaannya.


Ariyah yang tidak pernah merasa dirinya mati akhirnya gentayangan mencari kekasihnya. Ia juga gentayangan karena tak sempat meminta maaf dan berpamitan pada ibunya setelah usulnya menjadi jaminan utang berakhir petaka. (Sal)

Tags

Terkini

Ratusan Anak Meriahkan Gelar Karya Koreografi Tari Anak

Minggu, 14 Desember 2025 | 13:00 WIB

'Penelanjangan Drupadi' Jadi Pembelajaran Lewat Tari

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:40 WIB

Sembilan Negara Ikuti Jogjakarta Karawitan Festival

Jumat, 5 Desember 2025 | 08:27 WIB

Obah Bareng untuk Anak Sedunia

Minggu, 23 November 2025 | 12:18 WIB