SERANGKAIAN program FKY 30 ‘Mesemeleh’ yang telah digelar sejak 23 Juli 2018 terus berupaya memberikan ruang kepada semua pihak, baik para kreator, seniman, panitia, masyarakat hingga pemerintah untuk saling memberikan kontribusi demi menciptakan FKY yang lebih baik, di masa kini, maupun masa depan. Penyelenggaraan FKY 30 juga terus menarik minat pengunjung yang merupakan warga sekitar, wisatawan domestik, hingga wisatawan asing. Terhitung dari 23 Juli 2018 sampai 5 Agustus 2018, FKY 30 telah dikunjungi lebih dari 136.000 orang. Selain itu, FKY 30 juga membuka donasi peduli gempa Lombok yang bekerjasama dengan #GugurGunung, di Planet Pyramid, 7 – 9 Agustus 2018.
Pada hari-hari menjelang penutupan FKY 30, telah digelar Teater FKY 30 yang melibatkan Teater Forum Aktor Yogyakarta (FAY) dengan menampilkan ‘Nishkala’ di Pendopo Tembi Rumah Budaya, Senin (6/8/2018). ‘Nishkala’ merupakan naskah yang berisi kolase peristiwa antar tokoh yang digambarkan sebagai elemen di dunia, yakni Bayu, Agni, Tirta, Bumi, dan Kala. Elemen-elemen itu menyampaikan pikiran, percakapan dalam batin, serta percakapan antara ‘aku’ dengan ‘yang lain’ yang secara dominan terjadi di catwalk sebagai ‘panggung depan’. Sementara itu latar belakang dan pantulan peristiwa lain terjadi di panggung kecil atau ‘panggung belakang’.
Sedangkan di Panggung Pasar Seni Planet Pyramid, Senin (6/8/2018) hadir ‘Tari Srimpi Pandilori’ dan ‘Tari Anilo Prahasto’ yang merupakan kekucah (hadiah) dari Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Kedua tari tersebut juga menjadi titik dimana seni klasik ditampilkan lagi dalam perhelatan FKY setelah hampir 10 tahun seni tradisi klasik tidak hadir di panggung FKY. Pada kesempatan tersebut juga hadir tarian dari Akademi Komunitas Negeri Seni dan Budaya yakni ‘Tari Golek Ayun-Ayun’, ‘Beksan Bandabaya’ dan fragmen ‘Burisrawa Gandrung’.
Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan FKY 30, Panggung Belakang adalah satu di antara program baru di dalamnya. Panggung Belakang adalah ruang pertemuan antara artis muda dengan Direktur Festival maupun Pusat Kebudayaan Lain yang mempresentasikan karya mereka. FKY 30 mengundang para Direktur Festival untuk menggelar audensi khususnya kepada para artis muda FKY serta publik umum.
Panggung Belakang dihelat sepanjang 1 - 8 Agustus 2018, di Hall Planet Pyramid, Jl Parangtritis KM 5,5 Sewon Bantul selama pukul 15.00 – 19.00 WIB. Mereka yang hadir adalah; Festival Layang-Layang, Kustomfest, Ngayogjazz, Transformaking, Jogja- NETPAC Asian Film Fest (JAFF), Festival Film Dokumenter (FFD), Festival Film Pelajar Jogja (FFPJ), Festival Musik Tembi, Tattoo Merdeka, LARAS, Bosan Berisik Lab, dan Yayasan Biennale Yogyakarta.
Pada hari pertama, Rabu (1/8/2018) perwakilan dari Festival Layang-Layang membagikan pengalaman mereka selama menggelar Festival. Kustomfest hadir di hari kedua, Kamis (2/8/2018) yang memaparkan bagaimana membangun ruang passion Kustom Kulture. Kustomfest adalah perayaan kustom kulture tahunan Indonesia. Festival kustom kulture ini merupakan kolaborasi pertunjukan dari berbagai jenis karya kustom Indonesia antara lain: Motor Kustom, Hot Rod dan Kustom Cars Sepeda Kustom, Pedal Car, Body Art, Die Cast, Paint Work, Seni dan Budaya, Entertaiment, Vendor Booth dan sebagainya. Di hari yang sama pada sesi kedua, melalui tema ‘Sebuah Festival Jazz di Desa, Untuk Semua, Bermain dengan Riang Gembira’, perwakilan Ngayogjazz memaparkan kegiatan mereka dan kemungkinan keterlibatan dari para seniman muda.
Pada Sabtu (4/8/2018) Transformaking berbagi tema ‘Future Innovation Festival powered by HONF citizen lab and CATEC’. Sejak pertama kali digelar, Transformaking menjadi sebuah ajang di mana para makers, ilmuwan, hackers, bricoleurs, researchers, seniman, desainer, dan praktisi keilmuwan lain berkumpul bersama dalam rangkaian acara Simposium, Fair, Residency, Exhibition, dan event lainnya.
Berkembangnya gerakan maker movement ini semakin mendapat perhatian dari publik, karena terbukti dapat menciptakan inovasi-inovasi baru dari masyarakat lokal untuk menyelesaikan masalah sehari-hari. Potensi maker ini jika digali lebih dalam, dapat menciptakan inovasi-inovasi baru yang nantinya akan berguna di masyarakat. Sebagai contoh, hasil karya XXLab dalam membuat soyac(o)u(l)ture, sebuah inovasi baru untuk memanfaatkan limbah kedelai menjadi sumber alternatif energi, pangan, dan biomaterial.