seni-budaya

Tak Terbantahkan, Yogya Pusatnya Seni dan Budaya yang Terus Mengalir

Rabu, 4 Desember 2024 | 15:52 WIB
Putud Utama menjadi pembicara diskusi FSY 2024.

KRjogja.com - YOGYA - Beginu on Stage bertajuk Jogja Nyeni: dari Akar ke Arus bersama Wisnu Nugroho membahas otensi besar skena kreatif Yogyakarta.

Acara ini digelar di Panggung Pasar Sastra, bagian dari rangkaian Festival Sastra Yogyakarta (FSY) 2024, Sabtu (30/11/2024), di Taman Budaya Embung Giwangan Yogyakarta.

Sebagai kota kreatif, Yogyakarta dengan segala keramahannya tetap menjadi akar kuat kreativitas yang terus mengalir hingga ke arus nasional, memperkuat posisinya sebagai salah satu pusat seni dan budaya Indonesia.

Sebagai kota budaya dan seni, Yogyakarta terus menunjukkan geliat ekosistem kreatifnya. Jumlah pelaku seni yang kian bertambah membuat kota ini semakin berwarna.

Ekosistem seni

Namun, keberlanjutan ekosistem seni dan budaya di Jogja tetap menjadi tantangan dan perlu dijaga. Para pelaku seni pun tak henti berinovasi agar bisa bertahan dan terus berkarya.

Contoh, kolaborasi Putud Utama dan Rara Kuastra dalam membangun Tempa. Dimulai dengan memproduksi merchandise, karya mereka kini berkembang menjadi lukisan, mural, hingga instalasi seni yang kerap mengangkat tema kehidupan sehari-hari.

Hendra "HeHe" Harsono juga turut memperkaya ekosistem kreatif Jogja melalui karya lukisan, gambar dan instalasi yang sering memotret isu budaya kontemporer dan keseharian. Gaya khasnya yang penuh ironi dan karakter unik menjadi salah satu kekuatan seni visualnya.

Sedangkan A Noor Arief yang dikenal sebagai pencipta Dagadu Djokdja berkontribusi besar menandai pertumbuhan industri kreatif di Jogja. Karya Dagadu menjadi simbol ikonik sekaligus oleh-oleh khas Yogyakarta yang merepresentasikan kreativitas lokal yang mendunia.

Tren terkini

Dalam diskusi tersebut, A Noor Arief menyoroti kekuatan Yogyakarta sebagai ekosistem seni yang subur. Menurutnya, daya tarik produk kreatif Jogja terletak pada kemampuannya menggali konten relevan dengan tren terkini.

“Keunggulan produk Jogja, seperti merchandise pakaian, adalah kemampuannya menyelaraskan kreativitas dengan kebutuhan pasar,” ujarnya.

Sependapat, Putud Utama menyebutkan gaya hidup santai di Jogja termasuk budaya nongkrong, membuka peluang kreativitas. “Ketika energi itu dijalankan sesuai dengan prosesi masing-masing, kreativitas menjadi lebih terstruktur,” katanya.

Selain atmosfer yang mendukung, kolaborasi lintas generasi menjadi kunci keberlanjutan ekosistem seni Jogja. Noor Arief menjelaskan pentingnya belajar dari para senior maupun junior.

Halaman:

Tags

Terkini

Ratusan Anak Meriahkan Gelar Karya Koreografi Tari Anak

Minggu, 14 Desember 2025 | 13:00 WIB

'Penelanjangan Drupadi' Jadi Pembelajaran Lewat Tari

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:40 WIB

Sembilan Negara Ikuti Jogjakarta Karawitan Festival

Jumat, 5 Desember 2025 | 08:27 WIB

Obah Bareng untuk Anak Sedunia

Minggu, 23 November 2025 | 12:18 WIB