seni-budaya

Pameran Sandiyo Tirto Gunung, Ketika Para Seniman Guyup Kumpul nang Gang Surga

Senin, 23 Desember 2024 | 15:40 WIB
Seni instalasi karya Bambang Hernawa di Tirto Gunung Art Space (Istimewa)

KRJogja – BANTUL - Instalasi bambu unik dengan cerobong asap karya Bambang Hernawa (Bembi) menghiasi  pintu masuk ruang pamer utama Sandiyo Tirto Gunung di Tirto Gunung Art Space yang berlokasi di Dukuh Tirto RT.06 Bangunjiwo Kasihan Bantul.

Pameran seni kontemporer yang diikuti oleh 59 seniman dari latar belakang yang berbeda mampu menghadirkan sebuah pameran yang indah di tengah desa, dimana pada umumnya pameran seni kontemporer dipajang di tengah kota.

Baca Juga: Jogja Tujuan Pengguna Kereta Api di Momen Nataru, Daop 6 Gelar Apel Siaga

Melalui prolog yang terpajang di ruang pameran, sang penulis Y.Hermawan Trinugraha (Pengajar Pendidikan Sosiologi Antropologi UNS) dan Y.Devi Ardhiani (Pengajar Magister Kajian Budaya Universitas Sanata Dharma) mencoba mengulas mengenai Dusun Tirto tempat dimana diselenggarakannya pameran tersebut.

Sebagai sebuah wilayah dusun yang secara administratif ada di Desa Bangunjiwo, nama Kasongan tentu sudah lebih popular. Barangkali tidak ada yang berbeda secara khusus antara Tirto sebagai sebuah dusun dengan dusun-dusun lain di sekitarnya. Ia merupakan wilayah di selatan Jogja dengan karakteristik geografis yang khas, yaitu sebagian wilayah berbukit kapur.

Dalam ingatan penulis (yang sejak kecil tinggal di Kota Yogyakarta), wilayah Kasongan dan sekitarnya (termasuk Tirto) merupakan wilayah “desa” atau “ndeso” pada kurun waktu dua atau tiga dekade yang lalu. Wilayah ini selalu diingat sebagai bagian rute yang dilewati para penglaju dari wilayah Bantul yang bekerja di Kota Yogyakarta dengan mengendarai sepeda, melewati sepanjang Jalan Bantul.

Baca Juga: ARTOTEL Wanderlust Hadirkan Serenata Akhir Tahun

Wilayah yang dulunya ada di “pinggiran kota” kini bahkan telah dianggap menjadi bagian dari kota, dengan hadirnya desa wisata, pabrik, industri, minimarket, kafe, homestay, studio seniman, juga berbagai fasilitas lainnya.

Lalu apa yang kemudian masih menarik untuk melihat Tirto sebagai sebuah wilayah yang telah banyak mengalami perubahan? Para seniman yang berpartisipasi dalam Sandiyo Tirto Gunung ini berusaha menghadirkan Tirto sebagai sebuah “identitas” tertentu. Tentu saja, yang kita harapkan adalah bahwa “identitas” yang hadir tersebut dilihat bukan sebagai sesuatu yang tetap, namun sebagai sesuatu yang terus bergerak dan berubah.

Jika di masa lalu, masyarakat Tirto (seperti halnya masyarakat pedesaan di Jawa umumnya) memiliki konsep “rojokoyo” sebagai sebuah gambaran harta ekonomi yang paling berharga bagi mereka (berupa kepemilikan hewan ternak), maka saat ini para seniman berusaha mengekspresikan produk seni mereka dengan berbagai bentuk.

Ekspresi tersebut merupakan sebuah “rojokoyo” di masa sekarang, sebagai pengingat hidup dan identitas yang terus bergerak dan berubah. Gambaran Tirto di masa lalu sebagai wilayah “ndeso”, saat ini telah bergerak dan berubah dalam himpitan budaya urban yang mengelilinginya : komodifikasi tanah dan properti, komersialisasi dan privatisasi ruang, sampai dengan terpaan godaan konsumsi yang mengalir tanpa batas.

Tirto Gunung Art Space terletak dibawah makam seniman Timbul Raharjo, kini wilayah tersebut tertata apik dengan sentuhan seni di setiap sudutnya.

“Pameran ini merupakan pameran perdana kami, awalnya untuk berkumpul dengan teman – teman seniman. Untuk  instalasi bambu saya kerjakan kurang lebih dua bulan, dan dengan adanya pameran diharapkan bisa menjadi wadah bagi teman – teman seniman untuk memajang karyanya," tutur Bembi. 

Sederet seniman yang turut berkontribusi dalam pameran ini diantaranya, Andi SW, Doni Maulistya, Godek Mintorogo, Joko Gundhul, Ledek Sukadi, Nasirun, Sirin Farid Stevy, Timbul Waluyo, dan puluhan seniman lainnya.

Halaman:

Tags

Terkini

Ratusan Anak Meriahkan Gelar Karya Koreografi Tari Anak

Minggu, 14 Desember 2025 | 13:00 WIB

'Penelanjangan Drupadi' Jadi Pembelajaran Lewat Tari

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:40 WIB

Sembilan Negara Ikuti Jogjakarta Karawitan Festival

Jumat, 5 Desember 2025 | 08:27 WIB

Obah Bareng untuk Anak Sedunia

Minggu, 23 November 2025 | 12:18 WIB