KRJogja.com - BANTUL - Pameran besar seni kriya UNDAGI 2025 dengan tajuk 'Cakra Manggilingan' digelar di Galeri RJ Katamsi ISI Yogyakarta 18- 28 Januari 2025. Ajang UNDAGI merupakan pameran seni kriya nasional ketiga yang dilihat di Yogyakarta.
Pameran tersebut diselenggarakan oleh Asosiasi Kriyawan Republik Indonesia (Askrina). Sebagaimana diketahui, UNDAGI pertama digelar tahun 2016, kemudian event kedua diselanggarakan tahun 2018. Sedang dalam UNDAGI tahun 2025 ini menampilkan 133 tiga karya kriyawan dari seluruh Indonesia.
"Peserta dalam UNDAGI tahun 2025 ini berasal dari sejumlah daerah di Indonesia, yakni Medan, Padang, Bengkulu, Jambi, Pekalongan, Jepara , Surakarta, Yogyakarta, Surabaya, Madiun , Kediri, Malang, Bali dan Kalimantan. Terdapat tiga jenis karya yakni Kriya Heritage, Kriya Populer dan Kriya Alternatif," ujar Ketua UNDAGI 2025, Nurrohmad SSn didampingi kurator Agus Sriyono dan Arif Suharson, Jumat (16/1).
Dijelaskan, dengan tampilan jenis-jenis karya tersebut diharapkan penikmat seni kriya bakal mendapatkan gambaran komprehensif terhadap perkembangan seni kriya di Indonesia.
Nurrohmad mengungkapkan, UNDAGI tahun 2025 mengambil tema 'Cakra Manggilingan' artinya sebuah filosofi leluhur kita dalam menyikapi fluktuasinya kehidupan. Karena pada dasarnya kehidupan manusia tidak lepas dari perjalanan waktu yang mengikuti alur perubahan, perkembangan yang berdampak pada kualitas hidup manusia.
Baca Juga: Kalender Jawa 17 Januari 2025 Lengkap Penjelasan Neptu Jumat Wage, Hari Naas dan Hari Keberuntungan
"Falsafah leluhur kita ini memberikan arti pentingnya waktu kepada manusia. Karena waktu tidak berhenti di tempat, tetapi harus berputar. Kehidupan mendidik manusia untuk 'tanggap ing sasmito' atau peka terhadap tanda agar menjadi bijaksana menyikapi perkembangan zaman," ujar Nurrohmad.
Tujuan diselenggarakan pameran UNDAGI 2025 diantaranya, menggali dan menyampaikan makna filosofis 'cakra manggilingan' memperkenalkan konsep ini melalui karya seni kriya, mengajak pengunjung untuk merenungkan kehidupan waktu dan perubahan.
Kemudian menginspirasi dan mengedukasi serta memberikan inspirasi kepada seniman dan masyarakat umum tentang pentingnya waktu dan perubahan. Termasuk bagaimana seni dapat merefleksikan konsep ini.
Selain itu juga sebagai ajang mempromosikan keunikan seni kriya Indonesia yakni menyoroti keunggulan dan kekayaan material kriya Indonesia serta inovasi yang lahir dari para seniman kreatif. (Roy)