seni-budaya

GAUNG 2025: Menyalakan Ulang Frekuensi Kolektif Musik Elektronik dan Eksperimental

Rabu, 7 Mei 2025 | 11:00 WIB
Aktifitas di Gayam 16 (Ist)

Krjogja.com - YOGYA - Di tengah gelombang dinamis dunia musik elektronik dan eksperimental, lahirlah GAUNG, sebuah festival yang bukan sekadar panggung pertunjukan, tapi juga ruang hidup bagi pengetahuan, diskusi, dan kerja kolektif.

Setelah diperkenalkan lewat Gaung Ignition pada Juli 2024, tahun ini GAUNG kembali dengan energi penuh: tiga rangkaian utama pada bulan Maret, Mei, dan Agustus, yang memperluas batas pemahaman tentang apa itu festival musik masa kini.

Baca Juga: Ekonomi Indonesia Tetap Tumbuh Resilien

Didirikan oleh trio pegiat musik Ari Wulu, Andreas Siagian, dan Wok The Rock—nama-nama penting dari kancah eksperimental Yogyakarta—GAUNG dirancang sebagai platform modular, bukan hanya acara.

Tahun ini, mereka diperkuat oleh kehadiran Leilani Hermiasih, penyanyi, penulis lagu, sekaligus peneliti yang dikenal karena pendekatannya yang lintas disiplin.

“GAUNG bukan festival satu arah. Ia hidup dari percakapan, musyawarah, dan gotong royong,” kata Andreas Siagian dalam sesi pembuka Gaung Rumakit, program Maret lalu yang mengundang kolektif-kolektif musik dari berbagai kota untuk berkenduri dan menyusun narasi bersama.

Baca Juga: Program Berkah Fantaschiz Vol. 2 Lanjutkan Komitmen Tumbuh Bersama Konsumen

Dari Manual ke Musyawarah: GAUNG RTFM

Program GAUNG berikutnya adalah Gaung RTFM, digelar 6–7 Mei 2025 di ruang komunitas Gayam 16, Mangkukusuman, Yogyakarta. Nama RTFM — akronim tajam dari ujaran legendaris “Read The F**king Manual”—diadopsi bukan untuk menakut-nakuti, melainkan untuk merebut kembali ruang diskusi teknis dalam bentuk yang lebih inklusif dan kontekstual.

Empat topik akan dibahas selama dua hari: dari penciptaan musik kontemporer, manajemen sound di panggung, sejarah gelombang elektronik, hingga metode edukasi alternatif dalam dunia musik yang semakin terdigitalisasi.

Tak hanya teori, audiens diajak untuk terlibat dalam percakapan langsung dengan praktisi dan pemikir dari lintas bidang.

“RTFM adalah upaya membumikan diskusi teknis dan historis menjadi milik bersama, bukan sekadar untuk para insinyur atau produser," jelas Leilani.

Puncak GAUNG: Salon dan Gumaung

Setelah RTFM, GAUNG akan mencapai klimaksnya di Agustus. Salon Gaung (7–11 Agustus) akan menjadi ruang intensif untuk lokakarya, di mana para partisipan belajar langsung tentang produksi audio, penciptaan karya, dan praktik pengelolaan acara.

Halaman:

Tags

Terkini

Ratusan Anak Meriahkan Gelar Karya Koreografi Tari Anak

Minggu, 14 Desember 2025 | 13:00 WIB

'Penelanjangan Drupadi' Jadi Pembelajaran Lewat Tari

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:40 WIB

Sembilan Negara Ikuti Jogjakarta Karawitan Festival

Jumat, 5 Desember 2025 | 08:27 WIB

Obah Bareng untuk Anak Sedunia

Minggu, 23 November 2025 | 12:18 WIB