seni-budaya

Menyusuri Lorong Waktu dalam Pameran 'Rindu Masa Lalu'

Senin, 14 Juli 2025 | 13:50 WIB
Suasana pameran "Rindu Masa Lalu" oleh Win Dwi Laksono yang diselimuti nostalgia. (Foto: Laura)

KRjogja.com - YOGYA - Win Dwi Laksono mengabadikan gelora gairah lintas masa dalam pameran tunggalnya dengan tajuk "Rindu Masa Lalu". Pameran ini diselenggarakan selama periode 13–26 Juli pukul 10:00–17:00 di Equalitera Artspace, Kasihan, Bantul.

Pameran ini dibuka secara resmi pada Minggu (13/7/2025) oleh Ugo Untoro selaku seniman kondang di Yogyakarta sekaligus rekan kerja Win. "Pengaruh komik sangat kuat sekali di masa saya dan memang dirindukan, kita dapat mengenal perjalanan komik dengan melihat karya Mas Win," ujar Ugo.

Helatan "Rindu Masa Lalu" menghadirkan lebih dari 300 karya Win sejak era 1980 hingga 2024. Win mengungkapkan bahwa pameran ini ditujukan untuk mengabadikan perjalanan hidupnya yang merdeka sebagai seniman, pematung, hingga pemusik.

Baca Juga: JCW Ingatkan Modus Pengadaan Seragam Tahun Ajaran Baru

Pameran ini didominasi oleh karya dua dimensi berupa ilustrasi dan sketsa. Win sendiri memandang ilustrasi bukan hanya sebagai pelengkap dari suatu narasi, melainkan justru awal kelahiran bagi kekuatan utamanya yang berupa kreasi tiga dimensi.

Arsip jiwa Win ini dikurasi oleh Terra Bajraghosa ke dalam tiga bagian penciptaan artistik, yaitu ilustrasi sebagai pendamping narasi, ilustrasi sebagai acuan karya tiga dimensi, dan sketsa bebas sebagai bentuk eksplorasi ekspresi. Pengunjung dapat menikmati ketiga bagan ini dalam satu ruang pamer.

Mulai dari guratan hitam putih hingga lukisan penuh warna, evolusi proses belajar Win yang terus berlanjut dapat dimaknai dalam pameran ini. "Beda zaman, beda gaya, beda situasi, beda teknik, tetapi justru itu indahnya perbedaan. Bisa menjadi jembatan untuk terus belajar," terang Win.

Baca Juga: AYWS Gelar Konser Spektakuler Rayakan 20 Tahun Perjalanan Pendidikan Islam Modern

Karya Win sendiri memiliki ciri khas penggambaran yang atraktif, deskriptif, dan imajinatif. Setiap goresannya yang membara seluruhnya memiliki pesan tersendiri. "Setiap coretan itu dirasakan dengan mendalam, semua memiliki 'rasa' yang menjadikannya 'mahal'," ujar Win.

Indahnya pemaknaan ini turut dirancang secara inklusif melalui pengalaman multisensori. Ruang pamer "Rindu Masa Lalu" dapat diakses secara penuh bagi para penyandang disabilitas. Disediakan fasilitas berupa juru bahasa isyarat, audio deskripsi, hingga patung yang bisa diraba bagi teman Tuli dan tunanetra.

Pameran "Rindu Masa Lalu" juga terbuka untuk umum secara gratis, tanpa perlu membayar tiket masuk. Ekshibisi sebagai penghargaan terhadap proses artistik seniman selama lebih dari 2 dekade ini merupakan pengalaman pameran yang tak boleh dilewatkan. (Laura Anisa)

Tags

Terkini

Ratusan Anak Meriahkan Gelar Karya Koreografi Tari Anak

Minggu, 14 Desember 2025 | 13:00 WIB

'Penelanjangan Drupadi' Jadi Pembelajaran Lewat Tari

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:40 WIB

Sembilan Negara Ikuti Jogjakarta Karawitan Festival

Jumat, 5 Desember 2025 | 08:27 WIB

Obah Bareng untuk Anak Sedunia

Minggu, 23 November 2025 | 12:18 WIB