seni-budaya

Yogyakarta Gamelan Festival ke-30 Resmi Dibuka, Libatkan Lebih dari 400 Pengrawit

Selasa, 22 Juli 2025 | 17:30 WIB
YGF ke 30 resmi dibuka di Taman Budaya Embung Giwangan (Karni Narendra)

KRJogja.com - YOGYA - Yogyakarta Gamelan Festival (YGF) ke 30 resmi dibuka pada Senin (21/7) di Taman Budaya Embung Giwangan. Dengan mengusung tema "Festival Musik, Seni dan Anak Muda, dengan Spirit Gamelan", Festival tahun ini sekaligus menandai tiga dekade perjalanan YGF sebagai ruang perayaan dan pengembangan seni gamelan di Indonesia maupun dunia.

Acara pembukaan dihadiri oleh Direktur Festival YGF Ishari Sahida (Ari Wulu), KPH Purbodiningrat, Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi, ratusan pengrawit, serta tamu undangan lainnya.

Baca Juga: Como Resmi Mendatangkan Jacobo Ramon Bek Muda Milik Real Madrid

Dalam sambutannya, KPH Purbodiningrat menyampaikan apresiasi atas konsistensi penyelenggaraan festival ini selama 30 tahun. Ia menyebut YGF bukan sekadar ajang pertunjukan seni, tetapi juga bentuk komitmen untuk merawat warisan budaya Nusantara.

“Gamelan bukan hanya seni pertunjukan, tetapi bahasa jiwa, ruang meditasi, sekaligus jembatan antarbangsa. Dari kemerincing saron hingga dengung gong ageng, semuanya adalah suara kehidupan yang harus dirasakan dan dimaknai,” ujarnya.

Festival yang berlangsung selama sepekan hingga 27 Juli 2025 ini menghadirkan lebih dari 400 pengrawit dari berbagai penjuru Daerah Istimewa Yogyakarta. Tidak hanya menampilkan musik gamelan tradisional, YGF 2025 juga membuka ruang kolaborasi lintas disiplin dengan melibatkan anak muda, seniman kontemporer, pelaku teknologi, hingga pecinta kuliner.

Baca Juga: PSIM Lakukan Ziarah ke Makam Raja Mataram, Jaga Tradisi dan Bentuk Lestarikan Budaya

Konser gamelan akan digelar sepanjang akhir pekan, 25–27 Juli, dengan berbagai penampil dari dalam dan luar negeri. Di antaranya: Letto x KiaiKanjeng, Pasraman Padma Bhuana Saraswati (Kota Yogyakarta, Guangxi Arts University (Nanning, China), Gondrong Gunarto & Friends (Solo), Andrew Timar (Ontario, Kanada), Kadapat (Bali) dan masih banyak lagi.

Salah satu program unggulan tahun ini adalah Sorot Sumirat, pertunjukan sinestetik yang menggabungkan musik gamelan dengan teknologi video mapping di fasad Gedung Graha Budaya. Penonton akan diajak “melihat” gamelan dalam bentuk visual yang imersif.

Sebagai penghormatan terhadap tiga maestro gamelan Indonesia—Sapto Raharjo, Harry Roesli, dan Djaduk Ferianto—panitia juga menggelar Konser Maestro pada 23 Juli, yang menyoroti peran mereka dalam memajukan gamelan sebagai medium ekspresi dan kebebasan.

Dengan tema yang inklusif dan pendekatan inovatif, YGF ke-30 membuktikan bahwa gamelan tetap relevan dan mampu menyatukan lintas generasi, budaya, dan bangsa. (KN)

Tags

Terkini

Ratusan Anak Meriahkan Gelar Karya Koreografi Tari Anak

Minggu, 14 Desember 2025 | 13:00 WIB

'Penelanjangan Drupadi' Jadi Pembelajaran Lewat Tari

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:40 WIB

Sembilan Negara Ikuti Jogjakarta Karawitan Festival

Jumat, 5 Desember 2025 | 08:27 WIB

Obah Bareng untuk Anak Sedunia

Minggu, 23 November 2025 | 12:18 WIB