seni-budaya

"Jinguk'i": Seni, Kritik, dan Kegembiraan dalam Ruang Budaya

Jumat, 3 Oktober 2025 | 17:17 WIB
Salah satu karya yang dipamerkan di Bentara Budaya (Foto Amandita)

Krjogja.com -  YOGYA - Pameran seni tahunan Bentara Budaya kembali hadir dengan tajuk "JinPguk'i", sebuah tema yang menggugah dan sarat makna. Diselenggarakan setiap bulan September sebagai bagian dari perayaan ulang tahun lembaga budaya ini, "Jinguk'i" menjadi ruang ekspresi yang menggabungkan kritik sosial, refleksi personal, dan semangat kegembiraan dalam bingkai seni.

Menurut Jepri Ristiono, staf Bentara Budaya, istilah "jinguk'i" berasal dari kata "bajingan" yang pada masa lampau merujuk pada sopir kedati atau pengelola wilayah, seperti yang dikenal di Madura. Seiring waktu, kata tersebut mengalami pergeseran makna menjadi umpatan yang multitafsir, bisa mencerminkan amarah, kesedihan, bahkan kegembiraan, tergantung konteks penggunaannya.

"Tema ini kami pilih karena relevan dengan kondisi sosial yang penuh kegelisahan. Kami ingin memberi ruang bagi seniman untuk menyampaikan harapan mereka melalui berbagai bentuk ekspresi," ujar Jepri.

Baca Juga: Pagelaran Seni Rupa Siti Adiyati: Dari Lorong Rasa hingga Proses Penciptaan Semesta

Pameran ini melibatkan proses kurasi yang ketat, menghadirkan karya dari seniman senior dan populer seperti Yuswantoro Adi, Andre Tanama, Angga Yuniar, dan Bunga Jeruk, dan banyak lainnya. Komunitas street art seperti Taring Padi dan Tindes Art juga turut berpartisipasi, memperkuat dimensi sosial dalam pameran. Bentara Budaya memberikan ruang kolaboratif bagi para seniman lintas generasi untuk bersilaturahmi dan berekspresi.

Karya-karya yang ditampilkan mencakup berbagai medium, termasuk lukisan realis sampai karya interaktif yang mengajak audiens untuk terlibat langsung. Kritik sosial yang diangkat tidak disampaikan dengan muram, melainkan dengan semangat positif dan penuh warna. "Jinguk'i" menjadi simbol kritik yang gembira dan sebuah pendekatan yang menegaskan bahwa seni adalah keindahan dan refleksi.

Baca Juga: Keren, Robot Humanoid di China Raih Gelar Doktor Seni

Salah satu pengunjung, Shofa', mahasiswa UPN Veteran Yogyakarta asal Kudus, mengaku tertarik dengan tema yang diangkat. "Pamerannya cantik banget, banyak pesan yang bisa diambil. Teknik senimannya juga beragam. Temanya sesuai dengan kondisi sekarang, melambangkan nasionalisme dan kritik terhadap pemerintah," ujarnya.

Melalui pameran ini, Bentara Budaya menegaskan perannya sebagai ruang budaya yang menampung aspirasi bangsa, yang merujuk pada slogan mereka Manembah Hangesti Songing Budi. "Jinguk'i" bukan sekadar pameran, melainkan cerminan dinamika sosial yang diolah menjadi karya seni yang menggugah dan membahagiakan. (*)

Tags

Terkini

Ratusan Anak Meriahkan Gelar Karya Koreografi Tari Anak

Minggu, 14 Desember 2025 | 13:00 WIB

'Penelanjangan Drupadi' Jadi Pembelajaran Lewat Tari

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:40 WIB

Sembilan Negara Ikuti Jogjakarta Karawitan Festival

Jumat, 5 Desember 2025 | 08:27 WIB

Obah Bareng untuk Anak Sedunia

Minggu, 23 November 2025 | 12:18 WIB