Krjogja.com - YOGYA – Edukasi dalam simulasi Mantu adat Gagrak Jogjakarta terasa istimewa di gelaran Bronto Fest #3 2025, Sabtu (18/10) sore di Halaman Kantor UPT Metrologi legal Kota, Jalan Sisingamangaraja 21 Yogyakarta.
Para pengunjung masyarakat yang hadir bisa merasakan langsung proses-proses upacara adat yang sakral dan lengkap, dari Siraman, Panggih, Resepsi hingga Pawai Kirab.
Even budaya rutin setiap tahunnya dalam menyambut HUT Kota Yogya di Kelurahan Brontokusuman, Kemantren Mergangsan Kota Yogya bertajuk Bronto Fest #3 Tahun 2025 ini bahkan mendapat apresiasi dari Wakil Walikota Yogya Wawan Hermawan.
"Luar biasa inisiatif warga Brontokusuman nguri-nguri kabudayan dengan Ide dan gagasan yang mahal, dan perlu ditiru oleh kelurahan lain,” ujar Wawan yang hadir dalam Even Bronto Fest #3.
Ketua Panitia Bronto Fest #3 Tahun 2025 Kusnan Majid menegaskan Bronto Fest #3 mengusung tema Bronto.Mantu dengan menampilkan budaya adat Gagrak Jogja yang kental.
"Bukan sekadar hiburan rakyat, tetapi juga menjadi panggung edukatif yang menghidupkan kembali tradisi pernikahan adat Yogyakarta dengan kemasan menarik, modern, dan penuh nilai budaya," ungkap Kusnan didampingi Lurah Brontokusuman Maryanto SE MM.
Disebutkan Bronto Fest yang sebelumnya dengan karnaval budaya dari 23 RW (84 RT) wilayah Kelurahan Brontokusuman, "Tahun ini berbasis 6 Kampung wilayah Brontokusuman (Kampung Timuran, Brontokusuman, Prawirotaman, Karangkajen, Karanganyar dan Lowanu) didukung 23 RW di kampung masing-masing," ungkapnya.
Tidak hanya menampilkan keindahan budaya, tetapi juga memberi pesan moral yang mendalam.
“Kami ingin mengedukasi masyarakat dengan upacara mantu Gagrak Jogja yang juga arat nilai kemanusiaan dan kesetaraan. Dalam resepsi adat ini, semua tamu duduk dan makan bersama tanpa perbedaan derajat dengan tradisi piring terbang (menu disajikan sama dalam piring dan dibagikan-red),” ujarnya.
Bronto Fest #3 juga menghadirkan Gelar UMKM dengan beragam produk kreatif warga Brontokusuman. Mulai dari kuliner tradisional, kerajinan tangan, hingga produk fashion lokal yang menjadi daya tarik sendiri.
Acara berlangsung hingga malam hari dengan Gelar Potensi Seni.dan Budaya Kampung, Kroncong Bronto Laras.(Vin)