seni-budaya

Ledek Gunung Kendang Semangati Pemuda Rawat Tradisi Lisan

Sabtu, 1 November 2025 | 13:28 WIB
Tari Ledek Petarangan menjadi tarian khas Jawa Tengah yang harus dilestarikan.

KRjogja.com - SEMARANG - Enam penari Sanggar Greget Semarang membuka acara perayaan Hari Ekonomi Kreatif di Gedung Gradhika Bhakti Praja Semarang, Jumat (31/10/2025). Dalam acara pembuka, para penari menyajikan Tari Ledek Petarangan sebagai simbol seni rakyat Jawa Tengah yang terus dilestarikan.

Pengasuh Sanggar Greget, Yoyok Bambang Priyambodo, mengatakan Tari Ledek Petarangan di ajang Hari Ekonomi Kreatif merupakan adaptasi dari tradisi lisan masyarakat Desa Petarangan di Lereng Gunung Kendang. Tradisi ini divisualisasikan ke dalam bentuk tari yang dibawakan penari muda membawa topeng separuh wajah.

Baca Juga: Jurgen Klopp Tim Ahli DFL

Menurut Yoyok, masa dulu di Desa Petarangan dikisahkan ada rombongan penari yang turut menyebarkan ajaran Islam melalui media pertunjukkan tari. Situs Watu Kendang itu sendiri juga dipercaya sebagai alat musik Gamelan yang berubah menjadi batu.

“Ini menjadi kepercayaan dan ritus masyarakat setiap tanggal 1 Sura (Muharram). Mereka berbondong-bondong mendaki bukit Botorono menuju situs Watu Kendang dan menggelar hajatan di sana. Hal itu yang menginspirasi kami untuk mengangkatnya dalam sebuah Tarian,” kata Yoyok, Jumat (31/10/2025).

Baca Juga: Pemerintah Target Seluruh Desa Teraliri Listrik di 2030

Maestro tari asal Semarang yang telah mendunia ini menambahkan pelestarian budaya masyarakat dapat dilakukan melalui berbagai kreativitas. Salah satunya kreasi tari yang menggambarkan bagaimana pesona ledek dan cerita yang melatarbelakangi karya tersebut.

“Sebetulnya bisa melalui banyak cara, tari adalah salah satunya, karena kebetulan saya concern pada seni tari. Dan kalau tradisi lisan ini dikembangkan dan dialih media, pasti banyak sekali outputnya. Yang utama, juga tetap melibatkan anak muda, karena mereka masih memiliki banyak energi untuk berproses dan memroses suatu budaya menjadi bentuk kesenian lainnya yang segar,” papar Yoyok.

Baca Juga: 82,9 Juta Orang Dibidik Jadi Penerima Program Makan Bergizi Gratis pada Maret 2026

Dalam penyajiannya, Sanggar Greget membawa enam penari yakni Maria Benita, Nabila Najwa, Nathania Refa Arshi, Ratu Gayatri, Saffa Dhia Hanun, Serafina Desiree. Menurut Yoyok, dengan semakin banyaknya anak muda yang diajak melestarikan budaya, maka mereka tidak akan mudah kehilangan pijakan dalam menyongsong masa depan.

Dia mencontohkan, dalam proses penyajian Tari Ledek Petarangan, iringan musik dikerjakan oleh Cannadian Mahendra, para penari dilatih oleh Sangghita Anjali, serta rias dan busana dikerjakan oleh Hasya Alfinki.

Menurutnya, sebagian besar aspek produksi dikerjakan oleh anak muda.

Baca Juga: Bersinar di Turki Usai Didepak dari Manchester United, Andre Onana Dapat Julukan Keren

“Bagi saya, sekarang ini waktunya anak-anak muda generasi penerus untuk melanjutkan. Melalui berbagai cara yang dikuasai. Saya percaya budaya akan terus tumbuh. Namun, jangan sampai akarnya layu, kalau bisa semakin kuat sebagai pondasi,” tutupnya. (Cha)

Tags

Terkini

Ratusan Anak Meriahkan Gelar Karya Koreografi Tari Anak

Minggu, 14 Desember 2025 | 13:00 WIB

'Penelanjangan Drupadi' Jadi Pembelajaran Lewat Tari

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:40 WIB

Sembilan Negara Ikuti Jogjakarta Karawitan Festival

Jumat, 5 Desember 2025 | 08:27 WIB

Obah Bareng untuk Anak Sedunia

Minggu, 23 November 2025 | 12:18 WIB