Hal tersebut dapat dilihat dari peninggalan Ki Ageng Wonolelo seperti Al Quran, potongan mustaka masjid, tombak, tongkat, kopiah dan baju ontrokusumo. Pusaka dan benda peninggalan Ki Ageng Wonolelo inilah yang kemudian dikirim setiap bulan Sapar pada setiap tahunnya.
Baca Juga: Mengenal Kopi Merapi Melalui Cultourism
Warga Dusun Pucangan, Bambang mengaku tidak pernah absen mengikuti tradisi ini karena membawa berkah tersendiri baginya dan keluarga apabila berhasil mendapatkan apem Saparan Wonolelo.
Tidak tanggung -tanggung ia bersama kedua anak remajanya membawa payung agar mendapatkan apem yang banyak saat disebar dari atas.
"Dari dulu selalu selalu menangkap apem yang disebar sebanyak-banyaknya. Untuk di makan bersama-sama dan dibagikan saudara supaya berkah jadi saya dan anak-anak mencoba menangkap apem sebanyak mungkin," imbuhnya. (*)