KRjogja.com - SLEMAN - Para pengusaha kini bisa memantau tren ekspor dan impor melalui AI. Fungsi tersebut membantu menentukan barang apa yang paling banyak diminati, pasar mana yang akan dibidik, dan di mana upaya pemasaran harus difokuskan.
Sebanyak 32 peserta dari Sleman, para pengusaha Industri Kecil Menengah belajar akselerasi ekspor. Kegiatan tersebut bertempat di Gedung Dekranasda Sleman, pelatihan yang dilaksanakan 2 hari yaitu 14-15 Juli 2025.
Kepala Bidang Perindustrian, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sleman, Dwi Wulandari menuturkan acara Pelatihan Akselerasi IKM Sleman Menuju Ekspor memang salah satu kebijakan dari Diasprindag Sleman di dalam mengulatkan Industri Kecil Menengah (IKM) Sleman, khususnya teman-teman yang menjadi anggota Rumah Kreatif Sleman.
"Tagline Rumah Kreatif Sleman ialah UKM Go Modern, Go Digital, dan Go Online. Nah ini kami mengepakkan sayap untuk teman-teman untuk mendapatkan amunisi dan peluang pasar yang lebih luas, yaitu keluar negeri," ujar Dwi, Senin (14/7/2025).
Baca Juga: Kirab Ganti Singkep dan Songsong Makam Sri Mangkurung Prabu Handayaningrat Pengging Digelar Khidmat
Terkait dengan ekspor. Namun tentunya kami bersinergi dengan bidang dua dan teman-teman IKM yang sudah ekspor, bagaimana menguatkan ekosistem ekspor yang ada di Sleman.
"Banyak negara membuka peluang untuk ekspor yang cukup besar untuk teman-teman IKM Sleman. IKM Sleman itu luar biasa karena memiliki craft, makanan, bahkan fashion yang mumpuni untuk go international," tambahnya.
Woodeco diminta sebagai salah satu mitra bagi pelatihan-pelatihan ekspor. Sebuah akselerasi IKM Sleman untuk menuju ekspor.
"Peserta sebagian besar belum ekspor. Hal itu supaya mereka juga mendapatkan gambaran ekspor seperti apa. Bahwa mungkin tidak semenakutkan seperti yang ada dalam pikiran mereka. Terlebih Woodeco kan juga memulai ekspornya dari kecil. Di mana nantinya bisa memberikan penguatan materi-materi yang bagus untuk teman-teman IKM sehingga tergerak untuk ekspor. Karena kan pasar dalam negeri saat ini masih lesu. Sehingga peluang pasar luar negeri itu yang salah satu menjadi peluang kita untuk bisa mengembangkan usahanya di tempat ini," tandasnya.
CEO Woodeco, Agung Setiawan menjelaskan pentingnya memiliki legalitas dalam membangun bisnis. Banyak pengusaha gagal untuk melangkah dalam pangsa ekspor karena kurang memahami pentingnya HAKI dan merek. Dalam pelatihan tersebut ia meramu pengetahuan tersebut melalui materi berbasis AI.
"Ekspor sendiri merupakan sebuah kolaborasi. Jadi dalam proses ekspor kita akan melibatkan banyak pihak. Dengan dasar administrasi yang sesuai prosedur, maka akan lebih dipercaya oleh pembeli," kata Agung.
Pengusaha dari Niten Bantul yang memiliki 14 merek ini menjelaskan bahwa para pengusaha UMKM ini bisa memakai AI untuk membantu dalam usaha mencari jalan untuk ekspor.
"Saat ini AI sudah menjadi hal yang lumrah, jadi kita mampu memanfaatkannya. Dengan mencari ilmu-ilmu tersebut, teman-teman bisa menemukan bagaimana cara mendaftar merek, HAKI, administrasi ekspor, hingga negara-negara mana saja yang bisa membutuhkan ekspor dari kita," ujar Agung.
Baca Juga: Reputasi Riset