Krjogja.com - KARANGANYAR- Angan-angan Kasno, pemilik sapi berbobot 8,1 kuintal asal Desa Doplang, Karangpandan agar ternaknya itu dibeli Presiden Jokowi, pupus. Ia mendapat telepon dari Sekretariat Kepresidenan bahwa sapi jenis Peranakan Ongole (PO) itu batal dibeli untuk keperluan berkurban Jokowi.
"Kemarin habis Salat Jumat ada telepon dari Sekretariat Kepresidenan. Sapi saya yang sudah disurvei dan dicek beberapa kali oleh petugas veteriner, enggak jadi dibeli pak presiden. Sebelumnya saya sudah sangat senang dan rela sapi saya dikehendaki pak presiden untuk kurban di hari raya nanti," kata Kasno, Selasa (20/6).
Setelah dibatalkan secara lisan saja, ia mengaku sangat kecewa. Apalagi tak ada surat pemberitahuan resmi mengenai pembatalan itu serta alasannya. Selama ini ia yakin lolos seleksi pemeriksaan hewan. Apalagi aneka persyaratan administrasi pembelian hewan kurban sudah dilengkapi.
Pihaknya masih berharap Presiden Jokowi mempertimbangkan lagi pembatalan itundan mau membeli sapi jenis PO berbobot 8,1 kuintal tersebut. Selama ini, dia mengatakan sapi miliknya diberi makanan tambahan, vitamin hingga telah divaksin PMK. Jika jadi dibeli, rencananya sapi hewan kurban Jokowi ini akan diserahkan di Masjid Al Wustho Mangkunegara Solo.
Berdasarkan informasi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) membeli dua ekor sapi untuk kurban dari peternak di Kabupaten Karanganyar.
Dua sapi kurban itu masing-masing jenis PO seberat 810 kilogram (kg) atau 8,1 kuintal milik Kasno, peternak di Doplang, Karangpandan; serta sapi jenis Limosin berat 620 kg (6,2 kuintal) milik Suparno, peternak di Dusun Cabean, Desa Pandeyan, Kecamatan Tasikmadu.
Lebih lanjut Kasno mengatakan, ia akan menuntut pertanggungjawaban petugas pemeriksa sapi. Sebab, muncul luka luar setelah sapinya diperiksa petugas veteriner. "Saya akan menuntut kalau memang tidak jadi dibeli. Karena sapi saya jadi cacat," kata dia.
Kasno menyebut kondisi cacat ditemukan pada bagian ekor sapi. Jika dipegang bagian ekornya, sapi langsung berontak. Kemudian bagian ekor juga bengkak. Saat buang air besar, tak lagi sama seperti sebelum dicek kesehatan oleh tim Kesehatan Kepresidenan. Dia mengaku khawatir sapi satu-satunya tidak laku pasar karena kondisi sapi alami kecacatan. Dia tetap berharap sapi miliknya dibeli Presiden Joko Widodo untuk hewan kurban. Kalaupun batal dibeli, minimal ada solusi atas kondisi sapi tersebut.
"Ini kan dibatalkan sudah mendekati Iduladha. Harusnya ada solusi," kata dia.
Padahal, dia mengaku sebelum sapi miliknya terpilih sebagai hewan kurban Jokowi, sudah ada beberapa orang calon pembeli yang akan membeli sapi tersebut. Namun, dia tolak karena alasan sudah dipesan untuk hewan kurban Jokowi. Para calon pembeli sudah menawarkan dibeli Rp80 jutaan. Sementara Kepresidenan akan membeli sapi tersebut seharga Rp72 juta. Namun sampai sekarang belum ada pembayaran sama sekali.
"Tidak ada uang muka. Saya waktu itu hanya percaya saja," katanya. (Lim)