Krjogja.com - SRAGEN - Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 4 Sragen menjadi pionir sekolah yang memiliki kelas khusus olahraga (KKO). Sekolah yang berada di Karangwaru, Kecamatan Plupuh, Sragen ini sebelumnya juga menjadi yang pertama meraih penghargaan adiwiyata dan maju ke tingkat nasional.
Hal itu diungkapkan Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Sragen, Ihsan Muhadi, saat ditemui di sela acara pelepasan siswa Kelas IX MTsN 4 Sragen di halaman sekolah setempat, Rabu (14/6/2023). Ihsan menyebut, dari total 8 MTsN di Sragen, MTsN 4 menjadi sekolah pertama yang meraih penghargaan adiwiyata sejak 2021. Bahkan setelahnya, MTsN 4 Sragen juga meraih predikat madrasah adiwiyata tingkat provinsi dan tahun ini maju ke tingkat nasional.
"Dalam perkembangannya sekarang, madrasah adiwiyata di Sragen bertambah satu, yakni MTsN 1 Sragen di Gondang yang masih level kabupaten pada 2023 ini. Beberapa waktu lalu penghargaannya diserahkan dalam Sragen Award 2023," ujar Ihsan.
Ihsan menilai terobosan yang dilakukan kepala MTsN 4 Sragen dan para gurunya dinilai luar biasa. Salah satunya memberikan fasilitas untuk menunjang prestasi siswa dengan mengundang native speaker dari Libya yang mengajar bahasa Inggris dan Arab. Siswa yang tidak menggunakan kedua bahasa itu maka bisa dikenai sanksi dan yang bagus diberi reward.
"Satu lagi inovasi MTsN 4 yakni menjadi satu-satunya madrasah di Sragen yang memiliki kelas khusus olahraga (KKO). Ini terobosan dan bisa ditiru oleh madrasah lainnya. Kepala madrasah harus punya ide-ide cemerlang dan juga membuat kompak para guru pengajar sehingga saling mendukung satu dan lainnya," lanjut Ihsan.
Selain kekompakan guru, Ihsan juga menilai peran aktif komite madrasah juga mendukung peningkatan prestasi yang diraih MTsN 4. Program-program yang tidak bisa difasilitasi pemerintah, dibantu oleh peran komite madrasah.
Sementara itu tamu dari Libya, Fati Nassar, mengagumi madrasah yang terlihat hijau ini. Dia mengetahui MTsN 4 Sragen dari media sosial. Saat kunjungan pertama ke Sragen, Fati terkesan dengan para siswa di madrasah yang ramah.
“Sekolah ini baik, besar, indah, dan bagus. Agar bisa berbahasa inggris dengan fasih, harus sering mendengar, mendengar, dan mengulangi (kosa katanya)," ujar Fati yang baru dua pekan tinggal di Solo.
Fati juga memuji Kepala MTsN 4 Sragen, Sumanto, yang berhasil membawa madrasah itu berkembang. Selama berbincang, Fati dibantu siswa kelas IX F, Natureza, yang menjadi penerjemah bagi orang tua siswa. (Sam)