Krjogja.com - KARANGANYAR - Memasuki bulan Muharam atau Syuro di penanggalan Jawa, pedagang Pasar Tawangmangu menggelar kenduri, Jumat (21/7/2023). Kegiatan rutin tahunan ini bermakna gotong-royong antarpedagang dan memanjatkan doa kepada sang Khalik.
Kendurian menghadirkan seluruh pedagang, ulama dan pejabat Dinas Perdagangan Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disdagperin Naker) di selasar lantai dasar Pasar Tawangmangu. Ini merupakan tahun kelima kendurian digelar.
Berbagai ubo rampe disiapkan untuk disantap bersama seperti tumpeng, buah-buahan, jajanan pasar, ingkung dan nasi berkat. Para pedagang melalui paguyubannya mempersiapkannya sejak Kamis malam (20/7/2023) dengan tirakatan. Prosesi tirakatan diikuti para simpul pedagang dan masyarakat setempat di lokasi pasar.
"Tirakatan diikuti para sesepuh dan koordinator los dan kios serta oprokan. Sedangkan Jumat pagi tadi, seluruh pedagang nyengkuyung. Mereka berhenti sejenak berjualan untuk mengikuti doa bersama. Tiap masuk bulan Syuro, adakan kendurian. Ini tahun kelima," kata Lurah Pasar Tawangmangu, Satoto.
Kendurian memasuki bulan sura sempat terhenti selama dua tahun pandemi. Kini, kendurian yang dimulai lagi menyemangati para pedagang dalam beraktivitas.
"Maknanya rasa syukur. Diberi kesempatan berdagang lagi dan sehat. Pandemi kemarin benar-benar memukul para pedagang," katanya.
Kenduri suran, lanjutnya, merupakan inisiatif para pedagang Pasar Tawangmangu. Tiap kelompok pedagang menyumbang aneka santapan tergantung keikhlasan dan kemampuan. Kali ini, sampai terkumpul 40 ingkung. Makanan kendurian disantap usai doa bersama. Hadir dalam kesempatan itu Kepala Disdagperin Naker Martadi dan pejabat di dinasnya.
"Ini patut dicontoh. Para pedagang bergotong royong, guyup rukun dan lebih bersemangat. Semoga terus dilestarikan tradisi yang baik ini. Terlebih, kekompakan pedagang mendukung geliat pasar wisata Tawangmangu," katanya. (Lim)