KARANGANYAR - Sebanyak 44 KK atau 178 jiwa dari Rt 07 Rw VI Dukuh Daleman Desa Ngringo Kecamatan Jaten mengungsi ke lokasi lebih tinggi. Sebab, posko pengungsian yang sudah disiapkan di Masjid Al Maming tak jauh dari perkampungannya ikut terendam banjir.
Seratusan lebih korban banjir itu mulai mengungsi pada Kamis (16/2/2023) pukul 21.00 WIB. Tak banyak yang bisa diselamatkan lantaran air luapan Sungai Bengawan Solo begitu cepat meninggi.
“Mengungsinya enggak di Masjid Al Maming. Masjid itu juga ikut terendam. Kami pindah ke posko di persimpangan jalan wilayah Tegalrejo. Ada di musala dan rumah tetangga. Kalangan rentan dievakuasi dengan ban bekas,” kata Ketua Rt 07 Rw VI, Budi HS, Jumat (17/2/2023).
Ketinggian air pada Kamis malam di perkampungannya mencapai 1,7 meter. Ia mengatakan, banjir di perkampungannya bukan hal baru. Biasanya, warga menyelamatkan harta benda dengan memindahkannya ke atas almari, kulkas dan atap rumah. Namun kali ini prediksi mereka luput.
“Dipindah ke atas lemari pun masih terendam. Banjir ini seperti pada 2016 lalu. Kritis. Di Januari dan Februari ini saja sudah empat kali kebanjiran,” kata pria yang berhunian di bantaran Sungai Bengawan Solo ini.
Seluruh warga baik tua maupun muda hingga bayi berlindung sementara di Posko pengungsian Tegalrejo. Dapur umum disiapkan oleh Dinas Sosial sedangkan logistik disuplai BPBD dan PMI.
Hingga Jumat siang (17/2/2023), banjir di perkampungan di Dukuh Daleman belum surut. Para pengungsi tetap bertahan sampai kondisi benar-benar memungkinkan pulang. Budi mengatakan, aktivitas rutin warganya lumpuh. Seperti bekerja dan bersekolah.
“Seragam, buku, alat bekerja juga masih di rumah. Kemungkinan rusak dan kotor,” katanya.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Karanganyar, Bagoes Darmadi mencatat jumlah pengungsi dari Dukuh Daleman mencapai 44 KK atau 178 jiwa. Pihaknya memantau perkembangan situasi sekaligus menyuplai logistiknya. Banjir Bengawan Solo juga mengakibatkan satu keluarga berisi tujuh jiwa dari Dukuh Dalon Desa Ngringo mengungsi ke tetangga.
“Insya Allah logistik makan minum cukup. Kami meminta warga tenang. Jangan panik. Harta bendanya kami jaga,” katanya.
Ia juga mengatakan operasi SAR pencarian warga Desa Segorogunung, Kecamatan Ngargoyoso bernama Suwarni masih berlangsung. Tanda-tanda korban tertimbun longsor menguat.
“Ditemukan sandal dan ember korban. Kemarin mencari di atas jalan sekarang di bawah jalan. Semoga segera ditemukan,” katanya. (Lim)