Termakan Hoax Tabrak Lari, Perguruan Silat Nyaris Bentrok

Photo Author
- Selasa, 7 Februari 2023 | 08:53 WIB
Jajaran Ketua dan Dewan Pertimbangan Cabang PSHT se-Soloraya usai mendatangi Mapolres Sragen minta anggotanya ikut menjaga kondusivitas wilayah (foto:said masykuri)
Jajaran Ketua dan Dewan Pertimbangan Cabang PSHT se-Soloraya usai mendatangi Mapolres Sragen minta anggotanya ikut menjaga kondusivitas wilayah (foto:said masykuri)

Krjogja.com - SRAGEN - Kasus tabrak lari di Teguhjajar, Kelurahan Plumbungan, Kecamatan Karangmalang, Sragen, beberapa waktu lalu berbuntut panjang karena berita hoax yang tersebar. Bahkan berita bohong yang tersebar dengan cepat membuat dua perguruan silat besar setempat nyaris bentrok dan membuat situasi Sragen jadi tidak kondusif.


Menyikapi kondisi itu, Ketua Cabang dan Dewan Pertimbangan Cabang Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) se-Soloraya meminta anggotanya untuk tetap tenang dan menyerahkan kasus yang menyebabkan satu anggota PSHT tewas ini ke aparat kepolisian. Permintaan ini disampaikan jajaran PSHT saat mendatangi Mapolres Sragen untuk menanyakan perkembangan penanganan kasus tabrak lari yang menyebabkan tewasnya salah satu anggotanya.


Wakil Ketua PSHT Bidang Organisasi Cabang Karanganyar, Suwarso menyatakan pihaknya sudah menemui langsung Kapolres Sragen. Bahkan perwakilan juga sudah melihat hasil visum, CCTV dan hasil olah TKP. "Kami pastikan tidak ada penganiayaan. Kapolres sudah menjamin akan mengejar pelaku tabrak lari. Kami minta seluruh warga PSHT tidak terprovokasi dan serahkan pada aparat kepolisian," tegasnya usai bertemu Kapolres Sragen, Selasa (7/2/2023).


Menurut Suwarso, bukti yang dipaparkan polisi menunjukkan dengan jelas bahwa yang terjadi adalah murni kecelakaan lalulintas. Korban merupakan warga PSHT Cabang Karanganyar yang disahkan pada 2021. "Kami minta semua ikut menjaga kondisivitas Soloraya. Percayakan penegakan hukum ke Polres Sragen dan semoga segera terungkap. Tidak ada penganiayaan seperti hoax yang beredar," tambahnya.


Akibat beredarnya hoax, situasi di Sragen sempat mencekam. Tak sedikit anggota perguruan silat SH Terate datang dari luar kota dan masuk ke Sragen dengan konvoi kendaraan untuk mencari pelaku tabrak lari. Bahkan Forkompimda Sragen harus turun klarifikasi untuk menenangkan suasana dan menegaskan bahwa tidak ada penganiayaan, tapi murni kecelakaan lalulintas.


Jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Sragen langsung memberikan klarifikasi Senin (6/2/2023), lewat jumpa pers untuk memastikan berita yang beredar soal adanya kecelakaan dibarengi penganiayaan yang berujung kematian seorang pria asal Kabupaten Karanganyar, Kardiyanto (21) adalah hoaks.





Kronlogi


Semua berawal dari insiden tabrak lari yang terjadi pada Kamis dini hari di jalan Kampung Teguhjajar, Desa Plumbungan, Kecamatan Karangmalang, Sragen. Korbannya adalah Kardiyanto dan Topik Mulya Pradana (21). Keduanya warga Kecamatan Mojogedang, Karanganyar. Mereka ditabrak mobil yang diduga Toyota Avanza silver saat keduanya berboncengan naik sepeda motor. Pengemudi mobil langsung tancap gas kabur setelah menabrak.


Akibat kejadian itu, Kardiyanto meninggal di lokasi kejadian akibat luka parah di kepala. Sementara Topik mengalami luka ringan. Masalah menjadi lebih rumit setelah Topik menyebarkan informasi hoaks di grup WA yang menyebutkan Kardiyanto meninggal ditabrak dan dianiaya orang menggunakan senjata tajam. Informasi ini membuat geger warga salah satu perguruan pencak silat. Ada indikasi bahwa akan ada kerusuhan akibat insiden ini.


Beruntung Polres Sragen jeli. Setelah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) tak lama setelah kejadian, didapati kejanggalan informasi yang disampaikan Topik dibandingkan dengan bukti-bukti di TKP. Setelah dikonfrontasi, salah satunya dengan hasil visum dokter bahwa Kardiyanto meninggal kaena benturan benda tumpul bukan benda tajam, barulah Topik mengaku. Informasi yang ia sebarkan soal penganiayaan adalah hoaks alias bohong.


Fakta lain yang terungkap, setelah polisi melakukan tes urine Topik hasilnya ia dinyatakan positif mengonsumsi pil koplo. Bukan cuma itu, sebelum kejadian ia juga mengonsumsi minuman keras (miras). “Jadi saat malam-malam, korban bersama temannya masuk ke Sragen dalam kondisi kesadaran yang tidak stabil sehingga tertabrak mobil Toyota Avanza warna silver. Setelah menabrak, mobil itu langsung lari,” ujar Kapolres Sragen, AKBP Piter Yanottama.


Kapolres bergerak cepat dengan mengundang sejumlah pimpinan Peguruan Silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dari Parloh 16 dan Parloh 17. Di hadapan mereka, Topik diminta untuk memberikan klarifikas dan meminta maaf. Para pimpinan PSHT sepakat meminta warganya untuk menahan diri dan tidak terprovokasi. Namun, berita hoaks itu kadung beredar di masyarakat terutama di tingkat akar rumput. (Sam)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

KNPI Sragen Prihatin, Slogan Sragen The Land of Mendeman

Minggu, 21 Desember 2025 | 23:10 WIB

Giliran Polisi Kosek Miras, Ratusan Botol Disita

Jumat, 19 Desember 2025 | 11:30 WIB
X