Tegur Murid Tak Berhijab, Guru Menyesal dan Minta Maaf

Photo Author
- Kamis, 10 November 2022 | 14:25 WIB
 Suwarno (54), guru matematika SMAN 1 Sumberlawang, Sragen (foto:said masykuri)
Suwarno (54), guru matematika SMAN 1 Sumberlawang, Sragen (foto:said masykuri)

Krjogja.com - SRAGEN - Suwarno (54) guru SMAN 1 Sumberlawang, Sragen, mengaku menyesal dan minta maaf telah menegur siswanya yang tak berhijab. Guru matematika ini tidak menyadari jika tegurannya itu ternyata berdampak pada psikologis sang anak.


Apalagi sampai diadukan orangtua muridnya ke Polres Sragen karena diduga melakukan perundungan. Masalah ini muncul ketika Suwarno disebut meminta salah satu siswinya yang masih duduk di kelas X untuk memakai jilbab. Dia menyampaikan itu saat jam pelajarannya di depan kelas.


"Saya sampaikan secara umum di kelas supaya anak yang lain tahu. Memakai jilbab bukan karena pakaian budaya atau patut-patutan. Tapi memakai jilbab itu karena perintah Allah. Jadi memakai jilbab itu perintah Allah, bukan karena perintah gurunya, saya ingin anak-anak memakai jilbab dengan kesadaran diri, dengan ikhlas, tidak dipaksa dan tidak ditekan. Saya menyampaikannya seperti itu," katanya saat ditemui di SMAN 1 Sumeberlawang, Kamis (10/11/2022).


Suwarno mengatakan maksud penyampampaian itu hanya sebatas memberi nasihat antara guru kepada muridnya. Dia tidak ada niatan untuk memaksa apalagi melakukan perundungan. "Karena ada satu anak yang belum memakai jilbab itu tadi. Sebelumnya saya tidak pernah menyampaikan itu. Tapi karena ada anak yang malu ke masjid tidak jilbaban itu, saya menyampaikan secara spontanitas," ujarnya.


Suwarno juga mengaku menyampaikan dengan kata-kata yang biasa, tidak ada niat memojokkan, atau dengan kata-kata yang keras atau membentak. Kendati demikian, sekolah negeri tidak memiliki aturan tertulis yang mewajibkan siswinya yang beragama islam memakai hijbab, Suwarno juga menyadari hal tersebut.


Guru yang sudah 26 tahun mengajar itu tidak menyangka efek nasihatnya akan berbuntut panjang. Dia juga tidak tahu, jika siswinya itu dibully teman-temannya sejak kejadian tersebut. Karena adanya keberatan dari orangtua siswi, Suwarno mengaku sudah bertemu dan meminta maaf kepada keluarga siswi. "Hari itu langsung menemui kedua orang tuanya di rumahnya. Sudah minta maaf. Menyadari, saya guru biasa bukan malaikat, jadi suatu saat khilaf atau lalai itu wajar," ujarnya.


Usai kejadian itu, dia mengatakan sudah merenungkan dan tidak akan mengulangi lagi, karena dampaknya tidak baik untuk anak. Dia berjanji ke depannya akan lebih berhati-hati, dan memberikan pelayanan yang santun kepada siswanya agar mereka nyaman. Suwarno juga meminta agar masalah ini dapat diselesaikan secara kekeluargaan. Tidak perlu merembet ke ranah hukum.


"Saya sudah 26 tahun mengajar, dan baru kali ini, jadi mohon dimaklumi dan dimaafkan, saya juga punya anak dan istri. Kalau bisa, kita tempuh jalur damai, kekeluargaan. Berilah waktu bagi saya untuk memperbaiki diri," tambahnya. (Sam)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

KNPI Sragen Prihatin, Slogan Sragen The Land of Mendeman

Minggu, 21 Desember 2025 | 23:10 WIB

Giliran Polisi Kosek Miras, Ratusan Botol Disita

Jumat, 19 Desember 2025 | 11:30 WIB
X