Krjogja.com - SOLO - Isu pemilihan presiden (pilpres) 2024 akan menjadi bahasan khusus dalam Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah yang digelar di Solo secara online, Sabtu (05/11/2022). Isu politik soal suksesi ini dirasa perlu diangkat dalam Muktamar.
Sekarang, pemilihan umum (pemilu) masih dua tahun lagi, tapi masyarakat rasanya sudah seperti pemilu. Calon presiden belum ada, tapi rasanya sudah ada pilpres. Padahal calon belum ada. "Ini perlu kita antisipasi agar pengalaman pemilu 2019 di mana kita mengalami pembelahan sosial politik yang sangat serius, tidak terjadi lagi, atau setidaknya pada 2024 bisa dikurangi," kata Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti kepada pers di Edutarium Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Jumat (04/11/2022).
Ia menyatakan persoalan pemilu 2024 menjadi bagian dari masalah kebangsaan yang sangat serius. Sebab tidak hanya melaksanakan mekanisme lima tahunan dalam siklus politik nasional. Namun juga momentum strategis bagi rakyat memiliki pemimpin baru. Presiden dan wakil presiden.
"Memang Muhammadiyah tidak berpolitik. Tapi tidak bisa lepas dari dinamika politik nasional yang terjadi. Kita tahu persis, bahwa sejak Reformasi 1998, berbagai persoalan kebangsaan kita masih didominasi dan bahkan sangat terpengaruh dinamika politik yang ada di Tanah Air. Karena itu Muhammadiyah perlu mengantisipasi berbagai persoalan yang mungkin muncul dalam suksesi kepemimpinan 2024," imbuhnya.
Mu'ti berharap situasi politik 2024 mendatang tetap kondusif. Dalam Muktamar, disampaikan secara resmi berbagai pemikiran sebagai bentuk kontribusi Muhammadiyah untuk suksesi kepemimpinan 2024. Agar berjalan sebaik-baiknya. "Tidak terjadi lagi polarisasi politik dan tidak terjadi ketegangan politik. Yang berpotensi memecah belah umat dan persatuan bangsa," katanya.
Muktamar dilaksanakan dua tahap. Tahap pertama, secara online pada Sabtu (05/11/2022). Sedangkan tahap kedua, secara offline pada 19-20 November mendatang. Penyelenggaraan dua tahap ini mempertimbangkan situasi yang masih pandemi covid-19.
Ia didampingi sekretaris PP 'Aisyah Dr Tri Hastuti dan Prof Dr Sofyan Anif (Ketua Panitia Penerima). Terkait agenda online, panitia telah membagikan materi dalam bentuk cetak maupun softfile kepada peserta muktamar untuk mendapat tanggapan.
Dalam Muktamar online, agenda utamanya, mendengarkan tanggapan dari peserta Muktamar atas materi Muktamar yang sudah disiapkan. (Qom)