Tak Dukung Petahana di Pilkades, Puluhan Warga Dicoret Penerima BLT

Photo Author
- Kamis, 8 September 2022 | 10:27 WIB
Ilustrasi BLT
Ilustrasi BLT

 

Sejumlah warga Desa Sidokerto, Kecamatan Plupuh, Sragen protes lantaran dicoret dari daftar penerima bantuan langsung tunai (BLT). Pencoretan dari daftar penerima bantuan sosial pengganti kompensasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) itu diduga dilatarbelakangi motif politik.

 

Warga tidak mampu yang sebelumnya selalu mendapat jatah BLT mendadak dicoret dari daftar hanya karena dianggap tidak mendukung kades petahana atau incumbent yang maju lagi di ajang Pilkades setempat. Aksi pencoretan sepihak ini menimpa puluhan warga yang dianggap berseberangan pilihan di Pilkades.

 

Dugaan politisasi BLT untuk Pilkades itu diungkapkan sejumlah tokoh masyarakat di desa tersebut, Kamis (8/9/2022). Salah satu tokoh di Dukuh Pencol, HY menuturkan aksi pencoretan sepihak itu kini ramai jadi keresahan dan perbincangan warga.

 

Ia menyebut pencoretan terjadi merata di hampir semua dukuh. Korbannya adalah warga calon penerima yang dianggap mendukung rival petahana. "Hampir tiap dukuh terjadi (pencoretan). Di dukuh saya tinggal 10 orang yang dapat. Yang lain yang dianggap tidak mendukung (petahana) dan dicabut semua," ujarnya kepada wartawan, Kamis (8/9/2022).

 

Ia mengungkapkan sebelum dicoret, calon penerima didatangi oleh tim sukses dan perangkat desa. Mereka diduga mengintervensi apabila tidak mendukung petahana maka BLT tidak akan diberikan dan dialihkan ke orang lain. Tak hanya didatangi ke rumah, pernyataan menggiring agar memilih calon terhenti itu juga ada yang disampaikan melalui pesan WA. "Yang terjun tim dan sebagian perangkat desa. Mereka datang ke rumah calon penerima dan bilangnya kalau nggak milih Pak Lurah, BLT dicabut. Dan benar, yang dianggap nggak mendukung langsung dicabut dialihkan ke warga lain," jelas tokoh masyarakat ini.

 

Padahal secara realita, warga yang dicoret dan dicabut memang masuk kategori tidak mampu yang sebelumnya selalu mendapat bantuan sosial pemerintah. "Bahkan saking takutnya nggak dapat, ada ibu-ibu yang keceplosan terpaksa manut siap milih daripada nggak diberi bantuan BLT. Kemarin cairnya Rp 300.000," tuturnya.

 

Tokoh lainnya di Desa Sidokerto berinisial PR, juga menyampaikan hal serupa. Kakeknya yang berusia 65 tahun, hanya petani dan tinggal bersama neneknya dalam kondisi stroke, juga menjadi korban pencoretan. Padahal selain sudah tua dan tak punya penghasilan tetap, kondisi ekonomi kakeknya juga sangat membutuhkan bantuan. "Padahal kakek saya sebelumnya selalu dapat bantuan. Namanya Mbah Ngadimin. Ini infonya dioper ke warga yang mau nyoblos sesuai arahan. Di kampung sebelah ramai, banyak yang resah karena juga dicoret,” ujarnya.

 

Mewakili warga korban pencoretan, ia hanya berharap pemerintah turun tangan ke lapangan untuk mengembalikan jatah bantuan ke warga yang berhak. Sebab dengan indikasi tersebut, akhirnya memicu konflik di masyarakat dan BLT akhirnya diberikan tidak sesuai dengan sasaran.

 

Terpisah, Sekcam Plupuh, Supri Hariyanto mengaku belum mendapatkan laporan terkait indikasi politisasi BLT dan pencoretan penerima karena muatan Pilkades itu. Pihaknya akan segera mengecek dan turun ke lapangan untuk memastikan kebenaran informasi itu. "Belum ada laporan, segera akan kami cek ke lapangan,” ujarnya.

 

Sementara, Kades Sidokerto, Untung menegaskan isu politisasi BLT itu tidak benar. Ia menyebut pemberian BLT kompensasi BBM sudah sesuai dengan data dari atas. "Itu tidak benar. Kalau menurut saya sudah sesuai (data). Nanti kita akan cek lagi apa yang kurang,” paparnya melalui telepon kepada wartawan.

 

Ia juga sempat bertanya balik siapa-siapa warga yang melaporkan itu. Jika memang tidak benar, maka ia siap akan balik melaporkan mereka. "Kalau memang ada yang laporan, saya menghargai tapi saya juga minta nama-nama yang laporan siapa-siapa saja. Kalau tidak benar, nanti saya akan lapor balik,” tegasnya.

 

Untuk diketahui, Desa Sidokerto akan menggelar Pilkades serentak bersama 18 desa lainnya pada 25 Oktober mendatang. Saat ini sudah tahapan pengundian nomor urut calon. Pada Pilkades kali ini, ada tiga calon yang maju ke Pilkades Sidokerto.

 

Selain petahana dan sang istri, Anna Isnawati, ada satu calon pendatang baru yakni Heru Budiyanto. Dari kabar yang berkembang, rivalitas petahana dan calon penantangnya itu sangat sengit sehingga akhirnya terbawa pada situasi di masyarakat. (Sam)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

KNPI Sragen Prihatin, Slogan Sragen The Land of Mendeman

Minggu, 21 Desember 2025 | 23:10 WIB

Giliran Polisi Kosek Miras, Ratusan Botol Disita

Jumat, 19 Desember 2025 | 11:30 WIB
X