SRAGEN, KRJOGJA.com - Warga Sragen diminta sedia obat Ivermax 12 atau Ivermectin untuk antisipasi kenaikan kasus konfirmasi Covid-19 beberapa waktu terakhir. Apalagi merebaknya varian Omicron di berbagai tempat harus diwaspadai.
Mantan Bupati Sragen, Untung Wiyono kepada wartawan Rabu (2/2/2022) mengatakan, obat Ivermectin terbukti ampuh dipakai warga Sragen saat terjadi gelombang kedua Covid-19 pertengahan tahun lalu. Saat itu, warga diminta mengkonsumsi Ivermectin sebagai langkah antisipasi.
"Buktinya saat varian Delta merebak, warga Sragen banyak yang sembuh karena konsumsi Ivermectin. Karena itu, kami minta warga Sragen sedia Ivermectin di rumah untuk antisipasi Omicron," ujarnya.
Menurut Untung, selama ini sudah banyak testimoni dari warga yang mengkonsumsi Ivermectin dan terbukti ampuh mengatasi Covid-19. Ivermectin juga menjadi obat andalan bagi India untuk menekan ledakan kasus Covid-19 yang sempat luar biasa.
"Kalau varian Delta lalu, konsumsi Ivermectin satu tablet selama lima hari. Tapi untuk Omicron kali ini, cukup tiga hari berturut-turut, sudah bisa buat jaga-jaga," jelas ayahanda Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati ini.
Untung meminta warga Sragen menyediakan obat Ivermectin di rumahnya masing-masing. Selain diklaim tanpa efek samping, obat ini juga mudah didapat karena sudah tersedia di semua apotik. "Samasekali tidak ada efek samping mengkonsumsi obat ini. Sudah banayak warga yang terbantu dan cepat sembuh dari Covid-19," tambahnya.
Sementara, Kenaikan kasus konfirmasi harian COVID-19 terus terjadi dalam satu minggu terakhir. Kemarin angka kasus harian mencapai 12.422. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan juga terus menggenjot upaya testing dan tracing sebagai bentuk usaha deteksi dini.
Seiring dengan terus terjadinya kenaikan kasus dalam satu minggu terakhir, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid selaku juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, menyampaikan bahwa memang benar terjadi kenaikan positivity rate dalam seminggu terakhir.
“Positivity rate mingguan kita ada kenaikan sebesar 3,65%. Hal ini selain seiring dengan kenaikan kasus konfirmasi, tapi juga sejalan dengan ditingkatkannya angka testing dan tracing,†ujar dr Nadia.
Kenaikan positivity rate ini menunjukan kemampuan deteksi Indonesia dalam hal testing dan tracing. Per tanggal 30 Januari 2022, jumlah orang yang di tes adalah 5,75 per 1000 penduduk per minggu. Angka ini jauh diatas angka anjuran WHO, yakni 1 per 1000 penduduk per minggu.
"Peningkatan kuota testing dan tracing ini merupakan bentuk dari upaya deteksi dini dalam mencegah perluasan penularan, serta mencegah munculnya klaster sebaran yang baru. Ini juga merupakan usaha untuk mendeteksi lebih awal gejala COVID-19 yang diderita oleh tiap-tiap individu. Hal ini penting untuk mencegah keterlambatan penanganan kasus mengingat varian Omicron yang memiliki persebaran lebih cepat namun cenderung tidak bergejala,†terang dr. Nadia. (Sam)