Gusti Moeng Jalani Laku Spiritual Paska Dikurung di Kraton Surakarta

Photo Author
- Senin, 15 Februari 2021 | 08:04 WIB
Gusti Moeng saat di Imogiri
Gusti Moeng saat di Imogiri

SOLO KRJOGJA.com - Pasca dievakuasi dari kraton Kasunanan Surakarta, menyusul sempat terkurung tiga hari di dalam keputren Kraton Kasunanan Surakarta,

GKR Moertiyah Wandansari yang akrab dipanggil Gusti Moeng bersama sentana maupun abdi dalem melakukan laku spiritual, ziarah ke makam para leluhur raja-raja Mataram di di Pajimatan Imogiri Bantul .

Menurut Gusti Moeng pihaknya ke makam para leluhur untuk mendoakan para leluhur dan meminta kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala (SWT) agar Kraton Kasunanan Surakarta kembali baik seperti sebelum terjadi konflik, aktivitas budaya bisa kembali berjalan dan rukun damai semua kerabat kraton . Serta dijauhkan dari marabahaya maupun orang-orang yang tidak berkepentingan yang mengaku utusan raja, namun malah justru memperkeruh suasana di Kraton Surakarta dan menghambat perdamaian antara kakak (PB XIII.Red) dan adiknya (Gusti Moeng.Red).

"Pengalaman terkunci di dalam kraton selama tiga hari, dua malam, di dalam kraton tanpa listrik, tanpa alas tidur dan makan seadanya dari tumbuh-tumbuhan yang ada di dalam kraton bisa saya ambil hikmahnya." ujar Gusti Moeng .

Seperti diketahui sebelumnya Gusti Moeng sapaan akrab GKR. Koes Moertiyah Wandansari terkurung di dalam kraton Surakarta bersama GKR. Timoer Rumbai Kusuma Dewayani yang tak lain adalah putri kandung tertua PB XIII Hangabehi dan dua abdi dalem Bedhaya dan satu sentana dalem.

Seraya menceriterakan kilas balik tahun 2017 lalu yang berujung pengusiran dari dalam Kraton Surakarta, pihaknya dan sentana dalem yang berpihak pada Lembaga Dewan Adat (LDA) diusir dari kraton Surakarta. Akibatnya saat itu yakni tahun 2017 hingga sekarang , para gusti-gusti yang lain (adik-adik kandung PB XIII.Red) bersama sentana dalem dan abdi dalem tidak lagi dapat mengakses masuk ke dalam kraton Surakarta dengan alasan tidak mendapatkan izin dari sinuwun PB XIII. Sehingga kegiatan aktifitas adat dan budaya yang berada di dalam kraton juga tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya di karenakan tertutupnya semua akses masuk bagi sentana dalem, abdi dalem garap (abdi dalem yang bekerja setiap harinya di dalam kraton Surakarta.Red).

Akibatnya kegiataan pengembangan budaya dan penelitian yang mengambil lokasi di kraton Surakarta dari kalangan universitas, mahasiswa yang ingin belajar di Sasana Pustaka juga ikut terhenti. Yang memprihatinkan , kondisi museum dan perpustakaan, Sasana Pustaka yang didalamnya tersimpan ratusan ribu dokumen, naskah-naskah kuno yang menjadi warisan budaya leluhur tanah Jawa khususnya Kraton Surakarta jadi mangkrak.

"Coba bayangkan penyimpanan dan pemeliharaan naskah kuno yang mudah rusak, akan bertambah rusak parah karena tidak ada lagi suplay listrik bagi penyejuk ruangan di Sasana Pustaka. Demikian pula petugas jaga dan pemelihara koleksi manuskrip di Sasana Pustaka juga tidak bisa menjalankan tugasnya karena tidak boleh masuk ke tempat kerjanya. Ini yang aneh, larangan masuk ke Sasana Pustaka selalu berkedok dhawuh Sinuwun PB XIII. Lha memelihara kebudayaan Jawa di Kraton Surakarta yang merupakan pusat budaya Jawa malah dilarang," ujar Gusti Moeng dengan nada bertanya.

Akibat polemik yang berpanjangan yang tak tahu kapan selesainya ini berdampak besar bagi pelestarian dan pengembangan budaya Jawa khususnya Kraton Kasunanan Surakarta. "Ini kerugian luar biasa bagi kami masyarakat adat Kraton Surakarta dan seluruh masyarakat adat Indonesia serta pencinta budaya dan pemerhati sejarah."tuturnya.

Pasalnya semua akses masuk ke Kraton Surakarta terkunci dan saat Gusti Moeng bisa masuk ke dalam kraton hendak menemui kepala Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) juga tidak berhasil malah terkunci di keputren Kraton Kasunanan Surakarta.

Karna sebelumnya, Gusti Moeng mendengar kabar ada mobil Plat RI 10 yang tak lain adalah mobil dinas Kepala Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). "Karena sebelumnya kami mengetahui bahwa BPK telah mengirimkan surat kepada kraton Surakarta menanyakan Surat Pertanggung Jawaban (SPJ) keuangan tahun 2018. Artinya ada permasalahan yang belum terselesaikan disitu."tutur Gusti Moeng.

Lha ini tiba-tiba kepala BPK datang ke kraton Surakarta dalam rangka apa? Apakah silaturahmi, kunjungan, wisata atau apa? Karena Sinuwun PB XIII masih ada permasalahan yang belum terselesaikan dalam hal SPJ itu.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Giliran Polisi Kosek Miras, Ratusan Botol Disita

Jumat, 19 Desember 2025 | 11:30 WIB
X