SOLO, KRJOGJA.com - Wakil Ketua Komisi VI DPR asal Solo Aria Bima mengatakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak dicermati oleh DPP PDIP.
"Termasuk ada otokritik kalau di Pilkada kali ini ada fenomena politik dinasti, dicermati oleh Tim DPP PDIP karena Pilkada ini memiliki fungsi strategis berkaitan erat dengan Pemilihan Presiden 2024," papar Wakil Ketua Komisi VI DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) V Solo, Aria Bima di sela-sela Sosialisasi Pilar Kebangsaan, Pancasila UUD 45, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika di sebuah warung makan di Solo, Sabtu (22/8/2020).
Dalam kesempatan itu Aria Bima juga membeberkan skenario percepataan pengadaan vaksin Covid-19 untuk mengatasi kondisi pandemi yang telah berlangsung beberapa bulan terakhir.
“Intinya pemerintah didukung legislatif berniat baik bisa segera percepat produksi vaksin ini. Karena dengan vaksin ini seluruh skenario bisa dijalankan secara pasti. Sekarang kita bisa mengatasi, tetapi tetap tidak bisa memperkirakan secara pasti (unpredictable). Maka keinginan untuk cepat mendapatkan kepastian vaksin dan bagaimana menyebarkan vaksin secara cepat itu adalah target kami,†ujarnya.
Langkah kongkrit pemerintah diantaranya menugaskan PT Bio Farma sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk secepat mungkin memilih vaksin yang mempunyai tingkat akurasi dan pengakuan. Termasuk, langkah Menteri luar negeri RI, Retno Marsudi dan Menteri BUMN, Erick Thohir ke China.
“Kemarin Bu Retno dan Pak Menteri Tohir bersama Direktur Bio farma untuk secepat mungkin membeli ke China. Itu adalah salah satu opsi. Nanti kalau memang ada opsi dari Rusia yang baru dalam proses, kita akan lihat. Intinya kita tidak kemudian menjadi hal yang kalkulasinya untung rugi, tapi mana yang paling cepat bisa kita pakai,†papar anggota DPR RI empat periode ini.
Menurut Aria Bima, pemerintah menargetkan pemulihan dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19 selesai pada Maret 2021. Artinya pemerintah bekerja keras agar seluruh vaksin yang dibutuhkan ada di Jakarta pada bulan itu. “Itu usaha kita. Target 40 juta vaksin segera masuk. Kalau enggak, nanti kita ketinggalan,†ujarnya.
Aria mendukung langkah offensif yang dilakukan pemerintah dengan menggandeng mitra-mitra strategisnya saat ini dalam penanggulangan Covid-19. Dia mencontohkan pentingnya mitra strategis berkaca kepada tak jadi dikirimnya permintaan ventilator Indonesia dari Korea.
“Karena faktor mitra strategis Korea-Amerika. Jadi dalam urusan pandemi ini terjadi penguatan-penguatan geo politik ekonomi lama yang akhirnya menjadi mitra-mitra dalam proses penyelasaian pandemi. Saya kira tanpa harus secara terbuka Indonesia harus melakukan kemitraan ini untuk recovery semua hal,†pungkasnya.(Hwa)