Kasus Tertinggi Solo Raya, Sukoharjo Pertimbangkan Kemungkinan PSBB

Photo Author
- Senin, 20 April 2020 | 22:15 WIB

SUKOHARJO, KRJOGJA.com - Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diwacanakan Pemkab Sukoharjo. Sebab kasus virus corona di Kabupaten Sukoharjo data per 19 April tertinggi di wilayah Solo Raya. Rinciannya, 10 orang positif dengan jumlah kematian satu orang, isolasi mandiri dua orang dan dirawat medis tujuh orang.

Wakil Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Virus Corona Pemkab Sukoharjo sekaligus Kepala Bidang (Kabid) Penanggulangan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo, Bejo Raharjo, Senin (20/4) mengatakan, dalam perkembangan kasus virus corona di Sukoharjo terus menunjukan angka penambahan. Bahkan posisi sekarang menyentuh 10 kasus positif atau tertinggi di wilayah Solo Raya. Kondisi tersebut kemudian memunculkan wacana dilakukan PSBB. Meski demikian penerapan tidak bisa langsung sepihak karena harus melalui tahapan hingga persetujuan pemerintah pusat.

"Posisi sekarang Senin (20/4) bu kepala dinas (Kepala DKK Sukoharjo Yunia Wahdiyati-red) sedang berada di Semarang untuk menyampaikan data data yang dibutuhkan terkait perkembangan kondisi penyebaran virus corona di Sukoharjo kepada pihak provinsi. Banyak data disampaikan dan ada kemungkinan itu untuk wacana penerapan PSBB," ujarnya.

Beberapa data yang dibutuhkan berkaitan dengan wacana PSBB diantaranya seperti jumlah pasien virus corona, perkembangan peningkatan, ODP, PDP, kondisi warga, lingkungan dan lainnya.

"Bisa saja PSBB diterapkan di Sukoharjo dengan melihat kondisi banyaknya kasus positif virus corona dibandingkan daerah lain di Solo Raya. Tapi itu juga tergantung data dan persetujuan pemerintah pusat," lanjutnya.

Gugus Tugas Penanganan Virus Corona maupun DKK Sukoharjo ditegaskan Bejo hanya bisa menyampaikan data yang diminta. Disisi lain Pemkab Sukoharjo juga sebatas mengajukan usulan wacana penerapan PSBB. Sedangkan keputusan sepenuhnya menjadi kewenangan pemerintah pusat.

Bejo mengatakan, berbagai usaha sebenarnya sudah dilakukan bersama antara Pemkab Sukoharjo dengan pihak terkait lainnya. Bahkan warga masyarakat ikut dilibatkan dalam berbagai kegiatan pencegaham penyebaran virus corona bersama. Salah satunya yakni melakukan penyemprotan disinfektan massal disemua wilayah secara serentak.

Data Gugus Tugas Penanganan Virus Corona Pemkab Sukoharjo, per 19 April terdapat 10 orang positif dengan jumlah kematian satu orang, isolasi mandiri 2 orang, dirawat tujuh orang. Sedang untuk jumlah Orang Tanpa Gejala (OTG) sebanyak 115 orang, dengan perincian 13 orang baru, 102 orang lama dan 37 orang selesai pemantauan. Sedangkan Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebanyak 519 orang. Perinciannya, 305 orang selesai pemantauan selama 14 hari, 23 orang menjalani isolasi mandiri, 10 orang rawat inap dan 1 orang meninggal.

Untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 18 orang. Terdiri dari, 13 orang rawat inap, tiga orang isolasi mandiri, 28 orang negatif dan dua orang meninggal. Gugus Tugas Penanganan Virus Corona Pemkab Sukoharjo terus memantau kondisi perkembangan data tersebut.

Data dari Gugus Tugas Penanganan Virus Corona Pemkab Sukoharjo diketahui sebaran kasus terjadi di Kecamatan Grogol, Kecamatan Kartasura, Kecamatan Baki, Kecamatan Nguter, Kecamatan Mojolaban.

Kelima kecamatan tersebut sekarang masuk dalam zona merah karena sudah ada temuan kasus positif virus corona. Sedangkan tujuh kecamatan dari total 12 kecamatan di Sukoharjo lainnya sekarang dalam pengawasan ketat petugas sebagai antisipasi menularnya virus corona.

Asisten II Sekda Sukoharjo Widodo mengatakan, usaha memutus rantai penularan virus corona terus dilakukan Pemkab Sukoharjo dengan melibatkan semua pihak. Salah satu yang sekarang sedang dilakukan yakni meminta pada pemerintah desa menyiapkan rumah singgah sebagai tempat isolasi bagi pemudik atau pendatang. Keberadaan rumah singgah sangat penting untuk mengkarantina selama 14 hari. Harapannya penyebaran virus corona bisa ditekan dan tidak masuk ke Sukoharjo.

"Angka kasus positif virus corona di Sukoharjo terus bertambah. Sudah dilakukan bersama berbagai langkah pencegahan dan kemungkinan memang ada wacana PSBB yang sekarang sedang dikaji," ujarnya. (Mam)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

KNPI Sragen Prihatin, Slogan Sragen The Land of Mendeman

Minggu, 21 Desember 2025 | 23:10 WIB

Giliran Polisi Kosek Miras, Ratusan Botol Disita

Jumat, 19 Desember 2025 | 11:30 WIB
X