SRAGEN, KRJOGJA.com - Jumlah orang dalam pemantauan (ODP) terkait wabah Corona di Kabupaten Sragen terus bertambah. Jika sepekan lalu, ada sebanyak 11 ODP yang terus dipantau kesehatannya, jumlah ODP sejauh ini sudah bertambah menjadi 19 orang.
Sebanyak 19 orang yang dinyatakan masuk kategori ODP dikarenakan baru saja pulang dari negara yang sudah confirm virus Corona. "Ada tambahan, sampai hari ini (Senin) jumlah total ODP sebanyak 19 orang. Jumlahnya dimungkinkan terus bertambah karena banyak TKI asal Sragen yang mungkin akan pulang karena kontraknya sudah habis," ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sragen, Hargiyanto, Senin (16/3).
Menurut Hargiyanto, meski jumlah ODP terus bertambah, namun sampai saat kini Sragen masih relatif aman. Tidak ada warga yang meningkat statusnya menjadi 'suspect' atau positif Corona. Terkait ODP, masyarakat juga tidak perlu resah karena sebenarnya mereka adalah orang sehat namun karena baru pulang dari negara 'confirm' Virus Korona sehingga harus dipantau secara intensif.
Para ODP itu, jelas Hargiyanto, sesuai protap akan dipantau selama 14 hari dan menjalani isolasi mandiri. Isolasi mandiri yang dimaksud adalah mereka disarankan tidak kontak dengan orang atau lingkungan terlebih dahulu selama 14 hari tersebut. "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. ODP itu juga tidak ada perlakuan apa-apa. Dia hanya dipantau saja oleh petugas Puskesmas selama 14 hari. Dibatasi dulu aktivitas dan kontak dengan orang dulu," terangnya.
Hargiyanto memastikan semua petugas Puskesmas di semua kecamatan sudah siap untuk melakukan pemantauan. Terkait status kejadian luar biasa (KLB) di Kota Solo, Hargiyanto memastikan Sragen siap dan akan mengikuti petunjuk sesuai prosedur tetap (Protap) yang sudah ditetapkan oleh Kemenkes maupun Presiden. "Kami siap mengikuti protap. Yang terpenting adalah bagaimana mengajak masyarakat dan menyosialisasikan budaya hidup bersih sehat, cuci tangan sesudah dan sebelum aktivitas, hindari kerumunan dulu, hindari salaman," jelasnya.
Terkait instuksi bupati bahwa semua sekolah dan instansi harus menyediakan alat pemindai suhu tubuh, hal itu masih akan dirapatkan lagi bagaimana teknisnya di lapangan. Sebelumnya, Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati meliburkan semua siswa dari TK, SD dan SMP negeri maupun swasta selama sepekan ke depan. Kebijakan itu menyusul penetapan status KLB Corona oleh Pemkot Solo. Hal itu juga sebagai antisipasi penyebaran virus Corona mengingat Sragen relatif dekat dengan Solo. (Sam)