SOLO, KRJOGJA.com - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Solo menghentikan pasoakan air bersih kepada sekitar 12 ribu pelanggan di kawasan Jebres sejak Minggu (28/10/2018) malam, menyusul perairan Bengawan Solo tercemar berat. Hingga kini belum diketahaui secara persis, penghentian pasokan air bersih itu akan berlangsung, sebab sangat bergantung pada kualitas air Bengawan Solo yang selama ini dimanfaatkan sebagai air baku.
Juru bicara PDAM Solo, Bayu Tunggul Pinilih, menjawab wartawan, di kantornya, Senin (29/10/2018), mengungkapkan, sejak Minggu malam, operasional Instalasi Pengolah Air Bersih (IPA) di kawasan Jurug, memang dihentikan. Penurunan secara drastis kualitas air Bengawan Solo, sebenarnya terjadi dalam satu pekan terakhir, dan ketika dipaksakan diolah menjadi air bersih, tak mampu membuahkan hasil maksimal. Hasil pengolahan dari air baku Bengawan Solo yang tercemar berat, selain berwarna keruh, juga tidak memenuhi standar layak minum, sehingga pihaknya memutuskan menghentikan operasional IPA Jurug yang berkapasitas 100 liter per detik.
Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih kepada para pelanggan, pihaknya menerjunkan tiga mobil tanki untuk mengedrop air kepada pelanggan secara bergiliran. Sedangkan pelanggan yang terkena dampak penghentian operasional IPA Jurug, diantaranya di wilayah kelurahan, Mojosongo, Ngoresan, Jebres, Jagalan, Sangkrah, serta Pucangsawit, termasuk jaringan di rumah Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo.
Sejak IPA Jurug dioperasionalkan dengan mengolah air baku Bengawan Solo menjadi air bersih sekitar tahun 1990-an, baru tahun ini terjadi pengehentian pengoperasian IPA. Kendati musim kemarau panjang yang berdampak pada penurunan volume air Bengawan Solo, IPA Jurug tetap beroperasi secara normal. "Kali ini, kualita air baku sudah tidak dapat ditolerandi lagi, sebab air Bengawan Solo selain berwarna hitam pekat juga disertaui bau menyengat," ujarnya.
Sejauh ini, pihaknya tidak mengetahui persis sumber pencemaran, namun diduga kuat akibat dari limbah industri. Selama air Bengawan Solo mengalami pencemaran berat seperti saat ini, Bayu menyebut, operasional IPA Jurug tetap dihentikan, dengan konsekuensi pasokan air bersih kepada 12 ribu pelanggan dipastikan terganggu. "Kami sudah melapor kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Solo sebagai pemangku kepentingan untuk berkoordinasi dengan pihak Jasa Tirta sebegai pengelaola perairan bengawan Solo," ujarnya.(Hut)