KARANGANYAR, KRJOGJA.com - Pertarungan politik merupakan adu program antarkontestannya melalui penggunaan media secara bijak. Aneka bentuk kecurangan dan pembohongan publik sudah sepantasnya dijauhkan dari para elite.Â
Hal itu disampaikan Direktur Program Tim Kampanye Nasional Capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf Amin, Aria Bima usai menghadiri konsolidasi pengusung dan pwndukung lintas parpol oleh Projo di Karanganyar, Sabtu (6/10).Â
Aria Bima menyontohkan, Ratna Sarumpaet yang kini ditetapkan tersangka kasus pembohongan publik atau hoax atas penganiayaan dirinya, tidak boleh berada di lingkaran Capres Jokowi maupun Prabowo. Bergulirnya kasus itu membuktikan kredibilitas sang aktivis diragukan. Ratna menggunakan media berpolitik untuk menggiring opini tidak cerdas. Keberadaan sosok semacam ini di sekitar elite politik sangat rawan masalah. "Kita tidak ingin ada Ratna Sarumpaet di kubu Prabowo dan Jokowi," katanya.Â
Dia mengatakan Pilpres 2019 adalah sebuah kontestasi program kerja dan memberi pendidikan dalam kedewasaan demokrasi. Meski berada di kubu Jokowi, namun ia tak menganggap Prabowo-Sandiaga Uno sebagai musuh. "Kita adalah mitra untuk mendewasakan demokrasi.Tidak ingin ada perkelahian, tapi kontestasi program," katanya.Â
Di kubu Jokowi, ia menyosialisasikan keberhasilan program presiden selama empat tahun terakhir meliputi bidang kesehatan, sosial melalui kartu keluarga harapan, pemerataan pembangunan melalui Dana Desa serta pencapaian di infrastruktur.Â
"Bukan hanya mengusung pak Jokowi secara riil, tapi juga mengusung ide besar soal bangsa kita ke depan," katanya. (Lim)
