HARI -hari belakangan merupakan waktu tersibuk bagi seorang pegiat sosial asal Solo Diah Warih Anjani . Setidaknya dalam waktu seharian Sekretaris Jendral (Sekjen) Relawan Nusantara Joko Widodo Dua Periode ( RNJ2P), Diah Warih Anjani menggelar dua event bersamaan, berpartisipasi mengucapkan selamat Dirgahayu HUT Polisi Wanita ke -70 dan tasyakuran atas lancarnya dan melambungnya nama Indonesia termasuk prestasi atlit Indonesia dalam event internasional Asian Games 2018.
"Ya terobati capeknya kalau kita kerja untuk kepentingan masyarakat. Kami warga Solo juga berupaya menjaga kondusifitas kota Solo dengan bekerja sama dengan aparat keamanan kota Solo menjaga kondusifitas sebuah kota,"paparnya kepada KRJOGJA.com di posko RNJ2P Jalan Hasanudin, Mangkubumen, Banjarsari, Selasa (4/9/2018).
Diah Warih Anjani juga mengajak kalangan generasi mileneal kota Solo untuk ikut mengkounter gempuran berita bohong (hoax) di dunia maya. "Di era media sosial (medsos) sekarang ini memang memiliki plus minus tersendiri. Bagi pebisnis pemula bisa mengiklankan produk dagangannya secara gratis di medsos. Namun bagi orang yang menginginkan siatuasi kacau, juga menyebar hoax dan berita provokasi di medsos,"tuturnya.
Menyadari munculnya fenomena negatif di medsos, Diah Warih bersama teman-temannya memiliki tim cyber yang bertugas mengkounter berita hoax, serta menyebarkan pesan positip untuk kedamaian . "Hasilnya cukup signifikan, kalangan pengguna medsos yang sempat bertanya-tanya tentang postingan kota Solo oleh beberapa oknum yang dikabarkan negatip akhirnya mengerti setelah dijelaskan secara detil dengan sejumlah data dan fakta,"ujarnya.
Berbagai latar belakang, diantaranya karena menganggur tidak punya pekerjaan, seseorang cenderung berperilaku negatip. Untuk mengatasi pengangguran terutama di kalangan generasi muda, mbak Warih, demikian nama panggilan akrab wanita pegiat sosial itu dalam waktu dekat akan menggelar acara job fair atau bursa kerja.Â
"Kita berupaya membantu pemerintah untuk memperluas menyebarkan informasi  lowongan kerja, kadang persoalannya banyak tenaga terdidik yang masih mengganggur karena pilihan lowongan kerja belum diketahui oleh mereka, atau lowongan kerja masih sedikit tersedia."tuturnya. (Hwa)Â