SOLO, KRJOGJA.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR), menggelontorkan anggaran Rp 301 miliar untuk merevitalisasi Stadion Manahan, hingga nantinya mirip dengan Gelora Bung Karno (GBK) dalam ukuran lebih kecil. Revitalisasi, meliputi pekerjaan konstruksi seluruh sisi tribun dari terbuka menjadi tertutup, fasade bangunan, tempat duduk, serta fasilitas lapangan mengacu pada standar internasional.
Baca Juga:Â Target Medali Terlampaui, Menpora Apresiasi Atlet Indonesia
Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo, usai mendengarkan paparan tim dari Kemen PUPR, di Balaikota, Selasa (28/8/2018), mengungkapkan, proses revitalisasi mulai dari perencanaan hingga pengerjaan, dtangani pemerintah pusat. Pemerintah Kota (Pemkot) Solo hanya sebatas memfasilitasi, selain pula melakukan penataan kawasan, hingga nantinya Stadion Manahan dialokasikan khusus untuk aktivitas berbagai jenis olahraga.
Mengacu pada paparan tim Kemen PUPR, tambah pria bersapaan akrab Rudy, seluruh fasilitas dan utilitas Stadion Manahan mengikuti standar yang ditetapkan FIFA(Federation of International Football Association), hingga layak digunakan untuk pertandingan tingkat internasional. Demikian pula sirkulasi penonton didesain sesuai standar dengan perhitungan, ketika terjadi kondisi darurat, pengosongan hanya memerlukan aktu sekitar 15 menit. Hanya saja, kapasitas penonton yang semula 25 ribu turun menjadi 20 ribu, sebab terdampak penggantian kursi dari sistem berjajar menjadi tunggal. Rencananya, revitalisasi memerlukan waktu sekitar 400 hari kerja, sehingga baru rampung pada September 2019 mendatang.
Baca Juga:Â Tak Dipotong, Bonus untuk Peraih Medali Utuh
Menjawab pertanyaan aktivitas pedagang, yang selama ini memanfaatkan areal parkir Stadion Manahan pada setiap hari Minggu pagi, Rudy menyebutkan, akan dialihkan ke lokasi lain. Kawasan Stadion Manahan, khusus untuk aktivitas olahraga, tegasnya, dan dalam waktu dekat juga dilakukan penambahan venue, seperti track sepeda BMX, panahan, selain pula pembenahan fasilitas yang telah ada, diantaranya velodrome, track sepatu roda, lapangan tenis, basket, bola voli, dan sebagainya.
Sedangkan beberapa lokasi yang dibidik untuk memindahkan pedagang Minggu pagi di Stadion Manahan, Rudy menunjuk area Solo Car Free Day (SCFD), baik di kawasan Jalan Slamet Riyadi maupun Jalan Juanda. Selama proses revitalisasi, pedagang tidak boleh lagi beroperasi di kawasan areal parkir Stadion Manahan, dan berlanjut hingga pasca revitalisasi. "Silakan para pedagang berpindah ke SCFD Slamet Riyadi ataupun Jalan Juanda," ujarnya sembari menyebut, dalam beberapa waktu terakhir, sudah banyak pedagang yang biasanya membuka lapak di Stadion Manahan telah beralih ke arena SCFD.(Hut)