SRAGEN, KRJOGJA.com - Pencemaran Sungai Bengawan Solo yang semakin parah dikeluhkan sejumlah warga Sragen. Warna air yang berubah menjadi keruh serta menimbulkan bau menyengat membuat warga di sekitar sungai merasa terganggu.
Tidak hanya itu, air yang tercemar juga membuat tanaman yang tumbuh di sekitar aliran sungai menjadi mati. Keluhan itu mengemuka dalam reses anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Agustina Wilujeng Pramestuti, di Desa Karanganyar, Kecamatan Plupuh, Minggu (12/08/2018).
Mendapati keluhan tersebut, Agustina berjanji akan segera melapor ke Kementrian Lingkungan Hidup dam Kehutanan (LHK) yang menjadi mitra kerja Komisi IV. Dia mengaku sudah melihat sendiri kualitas air Bengawan Solo yang sudah tercemar limbah. "Beberapa waktu lalu saya juga melihat langsung Sungai Bengawan Solo dan memang benar sudah tercemar parah," ujarnya.
Menurut Agustina, pencemaran ini sebenarnya sudah lama terjadi dan sumber pencemaran diduga dari salah satu pabrik di wilayah Karanganyar. "Kami minta ada tim khusus untuk meneliti apakah benar limbah pabrik dibuang di Bengawan Solo. Kalau benar terjadi, berarti pabrik tersebut sudah menyalahi aturan dan harus dipertanyakan intalasi pengolahan limbahnya," jelas Agustina.
Selain itu, lanjutnya, tim khusus nantinya juga akan meneliti apakah kualitas air Bengawan Solo membahayakan atau tidak. Apalagi bau menyengat semakin dirasakan warga, terutama yang tinggal di sepanjang aliran sungai. "Kami akan sampaikan ke Kementerian LHK, harus ada penanganan serius. Jangan sampai ada korban," tandasnya.
Terpisah, Ketua Divisi Hukum dan HAM, Forum Masyarakat Sragen (Formas) Sri Wahono mengatakan, selama ini sudah banyak warga yang mengeluhkan pencemaran di Bengawan Solo. "Kami berharap ada tindakan nyata dari pemerintah. Jika perlu, pabrik yang diduga membuang limbah ke sungai harus ditutup izin operasionalnya," tegas Wahono. (Sam)