KARANGANYAR, KRJOGJA.com - Satgas Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Karanganyar diminta mengidentifikasi aktivitas pengajaran paham menyesatkan di kalangan pelajar. Upaya tersebut bentuk antisipasi berkembangnya embrio intoleransi.
Hal itu disampaikan Bupati Karanganyar, Juliyatmono dalam sambutan acara pelantikan Satgas PGRI Cabang di rumah dinasnya, Minggu (24/6). Ia tak menafikan terjadi penebaran ajaran intoleransi dan pembelokan ideologi menyasar para generasi muda melalui berbagai saluran. Bahkan, sejumlah oknum pendidik terlibat mulai latar elakang guru ngaji sampai dosen.
“Kami memberi masukan. Dengan adanya Satgas PGRI, akan lebih mudah melakukan pengawasan di lingkungannya. Anggota Satgas saya rasa bisa mendeteksi dan mengantisipasi dengan lebih baik,†katanya.
Ketua PGRI Karanganyar, Aris Mudandar mengatakan, dikukuhkan 675 anggota Satgas cabang di Karanganyar. Tiap cabang terdiri 35 anggota. Adapun urgensi pembentukannya dalam rangka mengawal setiap kegiatan organisasi profesi ini seperti rapat anggota tahunan, program sosial dan sebagainya. Â
“Sebenarnya suah lama Satgas ini terbentuk. Hanya saja baru sekarang melantik anggota cabang. Banyak hal bisa dilakukan PGRI, tak melulu di bidang pendidikan namun juga keagamaan dan sosial. Satgas juga akan mengkoordinasi donasi para guru untuk aksi sosial bencana alam dan pengabdian masyarakat. Terdapat 10 ribu guru yang memiliki potensi,†jelasnya. (Lim)