SOLO, KRJOGJA.com - Jenazah Sri Pudji Astuti (67) , salah satu korban aksi teror bom di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) yang terletak Jalan Arjuna, Surabaya  dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jalan Sumpah Pemuda, Bonoloyo, Banjarsari, Solo, Selasa (15/5/2018).Â
Suasana haru menyelimuti puluhan pelayat , saat prosesi pemakaman yang dipimpin oleh Pendeta Setiyono dari GPPS di Bonoloyo, Solo. Para pelayat tak kuasa menitikkan air mata haru saat mengetahui wasiat dari almarhumah Sri Pudji bahwa , di akhir hayatnya Sri yang lahir 5 Agustus tahun 1951 itu ingin 'Beristirahat dalam damai' di kota kelahirannya, Solo.
Tri Nuryani, keponakan almarhumah Sri Pudji menceriterakan saat Sri Pudji masih hidup pernah berpesan, ingin dimakamkan di Solo yang merupakan kampung halamannya. "Wasiat bulik Sri itu , kita wujudkan supaya arwahnya tenang," papar Tri Nuryani warga Mojosongo, Solo.Â
Dipilihnya kota Solo sebagai tempat peristirahatan terakhir almarhumah Sri Pudji, juga lantaran banyak keluarga yang berdomisili di Kota Bengawan. Almarhumah Sri Pudji , pernah mukim di Turisari, Banjarsari, Solo kemudian sejak tahun 1978 memilih merantau ke Kota Pahlawan, Surabaya. Hidup mandiri sebagai pengemudi bus di Surabaya.Â
Seperti diketahui Sri Pujiastuti merupakan salah satu korban dari aksi kebrutalan pelaku terorisme yang menyerang gereja di Surabaya pada Minggu (13/5) lalu. Saat itu, Sri Pujiastuti bersama dengan temannya sedang menunggu misa di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya. Saat korban berada di halaman gereja GPPS itulah, tiba-tiba sebuah mobil datang dan meledak hingga mengenai korban bersama rekannya tersebut.Â
Sri Pudjiastuti yang mengalami luka bakar hingga 90 persen di sekujur tubuhnya itu sempat dirawat di Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) dr Ramelan sehari semalam. Namun agaknya , Tuhan berkehendak lain dan korban meninggal dunia.(Hwa)