KARANGANYAR, KRJOGJA.com - Sejumlah komunitas sukarelawan di Kabupaten Karanganyar mengaku teguh menjaga idealismenya dan menolak mengampanyekan produk politik pasangan calon kepala daerah yang akan bertarung di Pilkada serentak. Bagi komunitas tersebut, tantangannya tidaklah mudah.Â
"Kita slow respons terhadap isu SARA, hoax dan sebagainya yang beredar di media massa. Silakan jika anggota kita mendukung paslon tertentu, namun jangan bawa-bawa nama PSC. Kita tetap apa adanya sekarang. Bahkan tidak berusaha agar paslon atau parpol tertentu menjadi donatur tetap," kata Koordinator Pejuang Social Community, Marfuah Dwiyanti kepada wartawan di acara tasyakuran setahun berdiri komunitas tersebut di Colomadu, Minggu (16/04/2018).Â
Komunitas ini cukup selektif menerima bantuan dari masyarakat, supaya tidak disusupi niatan tertentu donatur. Biasanya, PSC menggalang dana dari mengamen di car free day (CFD), menjual aksesori komunitas serta iuran sukarela anggota. Jumlah yang terkumpul memang tidak banyak, namun upaya membantu duafa disinergikan dengan publikasi media sosial maupun media massa.Â
"Gerakan kita sifatnya membuka jalan bagi donatur membantu kalangan berkebutuhan. Caranya dengan memberitahu ada seseorang butuh bantuan. Disiarkan di laman facebook," katanya.Â
Selama setahun terakhir, kegiatan sosial PSC menyasar ke manula miskin serta sebatangkara. Hampir semua kegiatan tersebut direspons masyarakat secara cepat. Bantuan mengalir lewat PSC maupun langsung diterima yang bersangkutan.Â
"Terutama lansia belum mendapat uluran tangan pemerintah. Anggota kami tersebar di Karanganyar. Mereka memberi informasi, lalu disurvei. Setelah yakin benar-benar layak, lalu kami galang dana," katanya. (Lim)