SOLO, KRJOGJA.com - Disemayamkan di Pendapi Gedhe Balaikota, jenasah Slamet Suryanto, Walikota Solo periode 2000-2005, di lepas ratusan Aparatur Sipil Negara (ASN) ke peristirahatan terakhir, Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bonoloyo, Rabu (4/4/2018). Tokoh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) ini, meninggal dunia dalam usia 73 tahun, Selasa (3/4/2018) malam, karena menderita sakit dalam beberapa tahun terakhir.
Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo, menjawab wartawan sebelum pelepasan jenasah di Balaikota, Rabu (4/4/2018), mengungkapkan, kiprah almarhum semasa hidup bagi Kota Solo, cukup besar, dan dikenal sebagaia pekerja keras. Setidaknya, selama menjadi Walikota Solo, banyak karya terlahir dari tangannya, antara lain pembangunan gedung DPRD Solo, pembangunan kembali Balaikota yang hangus terbakar akibat amuk massa tahun 1999, pembangunan kembali Pasar Gedhe yang ludes dilalap jago merah, dan sebagainya.
Karenanya, Pemerintah Kota (Pemkot) khususnya dan warga Solo pada umumnya, merasa kehilangan sosok penting, sepeninggal mantan walikota Solo yang juga dikenal sebagai loyalis Megawati Soekarnoputri itu. Kendati begitu, semangat almarhum membangun kota, dapat dijadikan spirit tersendiri bagi generasi penerus melanjutkan cita-cita membangun kota. "Mewakili Pemkot dan segenap warga Solo, saya menyampaikan duka cita mendalam, dan keluarga yang ditinggalkan 5tabah melanjutkan tugas di dunia," ujar pria yang akrab disapa Rudy.
Hingga akhir hayatnya, Slamet Suryanto meninggalkan seorang isteri, Endang Wimalasari Nuswantara Wijayanti, tiga orang anak dan enam cucu. Selama hampir 10 tahun terakhir, kondisi kesehatan Slamet Suryanto memang menurun drastis. Berulang kali almarhum keluar masuk rumah sakit untuk menjalani perawatan, sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhir di kediamannya, di kampung Cinderejo, Gilingan, Solo, Selasa (3/4/2018) pukul 19.00 WIB.
Semasa hidup, beberapa pos jabatan penting pernah dijalani Slamet Suryanto, diantaranya Anmggota DPRD Solo periode 1985 hingga 1990, Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrasi Indonesia (DPC PDI) periode 1985 - 1990, Ketua DPC PDI-P periode 1999 - 2005, Anggota DPR RI tahun 1999 hingga 2000, serta Walikota Solo periode 2000 - 2005. Pada pemilihan Walikota dan wakil Walikota Solo tahun 2004, Slamet Suryanto sempat maju kembali dalam kompetisi demokrasi itu berpasangan dengan Ketua DPC Partai Damai Sejahtera (PDS), Henki Nartosabdo, namun kalah bersaing dengan psangan Joko Widodo (Jokowi) - FX Hadi Rudyatmo yang diusung PDI-P.(Hut)