KARANGANYAR, KRJOGJA.com - Kolaborasi berbagai aliran seni pada Festival Bendera di Tuk nDero, Desa Gerdu, Karangpandan, Sabtu-Minggu (30-31/12/2017), menyuguhkan pertunjukan istimewa bagi penikmatnya.Â
Mereka dimanjakan atraksi luar ruang dibalut musik etnik dan bertema kearifan lokal. Sesuai namanya, festival itu mengusung ratusan kain berbagai rupa dan warna yang diikatkan tonggak layaknya bendera.Â
Para pembawanya berjalan kaki dari gapura Desa Salam menuju puncak gerdu dengan melewati hamparan sawah, pematang, hutan dan lembah. Mereka disambut irama rancak perkusi, gamelan, dan riuh tepuk tangan penonton.Â
Sejumlah perempuan seniman ikut berlenggak-lenggok mengikuti lantunan orkestra. Sekitar 150 bendera ditancapkan oleh pembawanya di area itu kemudian dilanjutkan fashion show.Â
"Festival ini terinspirasi dari perjuangan Pangeran Sambernyowo atau Raden Mas Said. Beliau gigih melawan penjajah Belanda. Di Tuk nDero ini, Raden Mas Said menancapkan bendera perjuangannya," kata Heri Priyatmoko, Sejarawan asal Solo sekaligus pegiat acara itu.Â
Pada masa itu, penancapan bendera di Tuk nDero di Lereng Gunung Lawu mengobarkan semangat seluruh warga untuk bersama-sama melawan penjajah Belanda. Konsep pertunjukan seni yang dituangkan di alam terbuka merupakan simbolisasi perjuangan oleh rakyat jelata meraih kemerdekaannya.Â
Selaku penyelenggara, Mataya Arts & Heritage bersama Masdon Arts mengajak warga lokal mengikuti rangkaiannya mulai arak-arakan bendera hingga pertunjukan seni dan workshop. (Lim)