Sedekah Buku Obati Haus Ilmu Anak-anak Dusun Jenak

Photo Author
- Senin, 20 November 2017 | 13:59 WIB

KARANGANYAR, KRJOGJA.com - Koleksi buku bacaan anak-anak Dusun Jenak, Desa/Kecamatan Ngargoyoso kini lebih banyak dan bervariasi berkat ‘Sedekah Buku’dari komunitas Pejuang Social Community (PSC). Memang semuanya bekas pakai, namun anak-anak dusun terpencil lereng Lawu itu tak menyoalkannya. Begitu bantuan itu tiba, mereka langsung berebut membolak-balik halaman buku komik, buku cerita bergambar dan koleksi lainnya di sebuah rumah bertuliskan ‘Taman Baca Abu Nawas’.

“Ada 300-an buku sumbangan dari relawan PSC dan relawan lainnya di Karanganyar. Kami mengumpulkannya saat peringatan Hari Sumpah Pemuda di kemarin. Bukan buku baru, tapi masih layak pakai. Anak-anak terlihat sangat senang,” kata Koordinator PSC, Marfuah Dwi Nuryanti kepada KRJOGJA.com, Senin (20/11/2017).

Bukan tanpa alasan bantuan buku itu diserahkan ke pengelola Taman Baca Abu Nawas. Komunitas ini menerima informasi bahwa taman baca itu selalu ramai dikunjungi anak-anak, namun terkendala pengadaan buku. Permohonan pengelolanya ke pemerintah desa setempat belum kunjung terealisasi.

“Melihat anak-anak itu begitu antusias membaca, sepertinya mereka haus hiburan. Minat bacanya bagus. Setiap hari taman baca di dusun terpencil ini tak pernah sepi. Hanya saja, koleksinya masih kurang. Rata-rata satu anak bisa membaca satu sampai dua buku setiap kali datang,” katanya.

Dari tumpukan bukunya, terdapat sejumlah koleksi buku masak dan ragam kuliner. Meski bukan termasuk genre bacaan anak, namun ternyata mereka juga menyukainya. Komunitas ini sengaja menyumbangkan 50 cerita sejarah berdiri Kabupaten Karanganyar. Kebetulan, penyerahan bantuan itu pada Sabtu (18/11/2017) lalu berbarengan peringatan Hari Jadi ke-100 Kabupaten Karanganyar.

Pendamping Taman pendidikan Al Quran (TPA) sekaligus pengelola Taman Baca Abu Nawas, Ngadiyo mengaku kekurangan sarana belajar anak-anak seperti buku bacaan dan buku iqro. Berulangkali dirinya menyampaikan kendala itu ke donatur maupun pemerintah desa setempat, sayangnya belum mendapat jawaban memuaskan.

“Sejak berdiri hingga sekarang belum ada perhatian dari pemerintah sehingga dengan adanya buku ini sangat bersyukur dan terimakasih sekali," jelas pria yang mendirikan Taman Baca Abu Nawas pada 5 Desember 2008. (Lim)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: ivan

Tags

Rekomendasi

Terkini

KNPI Sragen Prihatin, Slogan Sragen The Land of Mendeman

Minggu, 21 Desember 2025 | 23:10 WIB

Giliran Polisi Kosek Miras, Ratusan Botol Disita

Jumat, 19 Desember 2025 | 11:30 WIB
X