SOLO, KRJOGJA.com - Manajemen Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) ngebut berbenah diri, menyongsong musim libur akhir tahun yang biasanya diikuti dengan lonjakan arus pengunjung. Selain menata lingkungan, saat ini juga tengah dikerjakan pemasangan aneka jenis lampion, serta wahana lain dengan melibatkan investor, yang diperkirakan rampung pertengahan Desember mendatang.
Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Daerah ( Perusda) TSTJ, Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso, menjawab wartawan, di kantornya, Senin (6/11/2017), mengungkapkan, pembenahan lingkungan sejauh ini memang dilakukan secara bertahap, terkait dengan keterbatasan anggaran. Terlebih kebutuhan anggaran revitalisasi TSTJ secara menyeluruh, diperkirakan mencapai Rp 198 miliar. Revitalisasi ini, meliputi penataan ulang kawasan kebun binatang, yang nantionya fokus pada lokasi di sisi Utara danau.
Hingga saat ini, sejumlah kandang satwa koleksi TSTJ masih berada di sisi Selatan danau, diantaranya gajah, aneka jenis burung, komodo, dan sebagainya, sehingga harus dipindahkan ke sisi Utara dengan membangun kandang baru dengan konsep mendekati habitat aslinya. Sedangkan area di sisi Selatan danau, khusus dilokasikan untuk area komersial, bekerjasama dengan investor. "Desain revitalisasi saat ini dalam proses pematangan, sesuai arahan Perhimpunan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI)," jelasnya.
Menjawab pertanyaan target revitalisasi secara menyeluruh, Bimo, belum bisa memastikan, sebab bergantung pada pendanaan. Pada tahun anggaran 2018 nanti, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, akan mengucurkan bantuan senilai Rp 2 miliar, yang dialokasikan untuk pembenahan kandang serta fasilitas pendukung. Jika dibandingkan dengan proyeksi anggaran revitalisasi, jelasnya, memang masih jauh dari kebutuhan.
Perlu upaya lain, diantaranya menggandeng perusahaan swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui dana Corporate Cosial Responsibility (CSR), kendati harus berjuang keras. Proyeksi jangka panjang seperti itu, ujarnya, sedangkan dalam beberapa pekan ke depan, pembenahan dilakukan dalam kaitan menyongsong musim liburan akhir tahun. Hingga saat ini, koleksi satwa TSTJ tercatat sebanyak 315 ekor dari 64 spesies berbeda.
Kendati kondisi kandang relatif cukup memadai dan kesejahteraan satwa tetap terjaga, menurutnya, penataan ulang harus dilakukan dengan konsep dasar mendekati habitat aslinya. Ini terkait dengan keberadaan kebun binatang yang bukan saja sebagai wahana edukasi, tetapi juga konservasi, bahkan juga sebagai penangkaran.(Hut)