SOLO (KRjogja.com) - Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, berniat lebih fokus mempelototi proyek-proyek di lingkungan kerjanya, menyusul Operasi Tangkap tangan OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Laut (Hubla), Tonny Budiono.Â
"Selama ini kami memang lebih fokus pada pengawasan fungsi fasilitas pelayanan umum seperti bandara, pelabuhan, terminal dan sebagainya, dan ke depan akan lebih mempelototi proyek-proyek," tegas Menteri Budi Karya sumadi, menjawab wartawan, di Balaikota Solo, Jumat (25/8).
Meski mengaku kaget atas peristiwa OTT itu, namun Budi Karya menyebut kasus ini sebagai momentum untuk berbenah diri dan memperkuat pengawasan untuk membersihkan kasus korupsi di lingkungan kerjanya.Â
Dia meyakini, seluruh proyek di lingkungan Kemenhub, mulai dari proses lelang hingga pelaksanaan, sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Jika kemudian terjadi kasus OTT KPK terkait pengerjaan pengerukan Pelabuhan di Tanjung Mas Semarang, bukan mengarah pada kasus suap. "Mungkin hanya pemberian uang sebagai ucapan terima kasih, tetapi kakehan (terlalu) besar," ujarnya.
Sebagaimana dikhabarkan, dalam serangkaian OTT, KPK menetapkan Dirjen Hubla, Tonny Budiono ditetapkan sebagai tersangka karena diduga menerima suap dari Adiputra Kurniawan selaku Komisaris PT Adhiguna Keruktama. Dari operasi tersebut penyidik menemukan empat ATM berisi uang dengan total senilai Rp 20,74 miliar. Budi Karya mempersilakan KPK menuntaskan persoalan tersebut sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku.Â
Dari kasus OTT, dia berharap para pejabat di lingkungan Kemenhub bekerja secara maksimal dan tidak menyalahgunakan jabatan dan kewenangan untuk melakukan tindak pidana korupsi. "Urip kui nggo ngapa, duit akeh-akeh yo nggo apa," kata Menhub Budi Karya menyitir kalimat berbahasan Jawa bernuansa filosofis. (Hut)