KARANGANYAR, KRJOGJA.com - Waduk Tirtomarto Delingan diperkirakan tidak mampu lagi menyuplai kebutuhan pertanian dalam dua bulan ke depan. Volume airnya kini tinggal separuh dari kapasitas penuh 4,2 juta meter kubik.
“Per hari ini tinggal 2.436.154 meter kubik atau separuh kapasitas penuhnya. Jika memperhitungkan outflow per hari 37.152 liter per detik, diperkirakan mencapai tinggi mata air minimal pada volume 16.850 meter kubik dalam dua bulan ke depan,†kata Petugas O&P Waduk Tirtomarto Delingan dari Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS), Ganjar Janadi kepada KRJOGJA, Jumat (25/08/2017).
Saat volume turun ke level tinggi mata air minimal, Waduk Delingan tidak dapat diandalkan menyuplai pengeluaran air setelah masa tanam ketiga (MT III) Juni-September 2017. Penting diketahui, Waduk Delingan menyalurkan air ke tiga daerah irigasi (DI) yaitu Jetu, Jirak, Gedong dan ke PG Tasikmadu.
“Semua telah dirancang di Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) di tiga DI untuk kebutuhan air padi, palawija dan tebu. Ditambah kebutuhan PG Tasikmadu pada musim giling 150 liter per detik,†katanya.
Kebutuhan di Jetu untuk pertanian di 171 hektare, Jirak 171 hektare dan Gedong 45 hektare. Ia berharap hujan turun sebelum air Waduk Delingan benar-benar kering beberapa bulan mendatang. Merunut tahun-tahun sebelumnya, waduk mulai terisi sebelum tinggi mata air turun ke level kritis.
“Cuaca tidak bisa diprediksi. Apakah nanti kemarau panjang hingga mengeringkan waduk ataukah justru ada hujan. Yang terpenting petani pengguna air konsisten dengan jatahnya,†katanya.
Namun demikian, ekspektasi itu jauh dari realitas. Ia menyaksikan beberapa sudetan manual di beberapa saluran irigasi dalam modus curang oknum petani untuk mencuri air.
“Yah, namanya orang lain-lain. DI DI Gedong wilayah Tegari, ada saluran yang disumbat tong agar alirannya berbelok ke sawahnya. Sampai di paling ujung DI, sudah habis. Ini yang bikin kecemburuan dan kesenjangan,†katanya.
