KARANGANYAR (KRjogja.com) - Kemampuan sukarelawan bencana di berbagai medan merupakan kebutuhan vital menolong korban. High Angle Rescue Tecnique (HART) menjadi salah satu kemampuan yang wajib dikuasai.Â
“Kita mendorong seluruh sukarelawan dari berbagai organisasi untuk menguasai kemampuan dasar rescue. Satu diantaranya keahlian menguasai medan di kedalaman dan ketinggian yang terangkum dalam high angle rescue tecnique,†kata Wakabid Ops SAR Karanganyar, Muhammad Rasyid Al Fauzan, Kamis (24/8).
Teknik tersebut lebih pada keahlian membuat tali temali yang diaplikasi ke medan turunan dan tanjakan vertikal. Kemampuan menolong korban di medan tersebut sangat dibutuhkan di Kabupaten Karanganyar yang sering dihantam longsor wilayah perbukitan. Dalam hal ini, peserta harus bisa menguasai teknik itu secara mandiri maupun berkelompok.Â
Pelatihan HART membutuhkan waktu dan praktik yang tidak sederhana dan bukan secara instan. Pekan lalu, SAR Karanganyar bersama Basarnas Surakarta membuka kelas pelatihan bagi 20 peserta dari Komunitas Relawan Indonesia (KRI) di Bukit Sekipan, Tawangmangu selama dua hari.Â
“Pelatihan tentang rescue digelar rutin tiap tahun. Para sukarelawan harus siap dan sigap menghadapi bencana, terutama di Karanganyar. Tidak menutup kemungkinan, mereka diperbantukan ke wilayah lain. Bukan sekadar fisik kuat yang dibutuhkan, namun juga kemampuan dan skill,†katanya.Â
Komandan KRI Karanganyar, Tarwanto mengapresiasi kesediaan para sukarelawan senior membagi ilmunya ke rekan-rekan yang baru saja bergabung. “Kegiatan pelatihan kemarin berlangsung selama dua hari dengan materi ruang dan langsung praktik. Selain materi kelas dan praktek peserta pelatihan diwajibkan untuk bisa membuat sistem ancor untuk kebutuhan simulasi,†katanya.
Peserta pelatihan HART, Kun Cahyo berharap pelatihan serupa dikembangkan pada jenis pertolongan air, dan penguasan medan pertolongan di hutan maupun medan vertikal. “Efektif untuk mengatasi kegugupan dan mengasah skill,†katanya. (R-10)